Rabu, 29 Juli 2020

Pertemuan ke 3
Kelas 10 IPS 1
Materi                     
                                     
                                           Pemikiran -pemikiran dalam Sosiologi





Berdasarkan Hasil pengamatan mu .apakah  yang dapat kamu beri kesimpulan .tentang  ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial lain nya. ?


                                         Para Pemikir Sosiologi
                 
 

1. Auguste Comte (17889-1857)
Beliau dianggap pemikir yang paling berpengaruh pada awal tahun 1800-an.  Ia menciptakan istilah sosiologi untuk diaplikasikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia, bahkan juga memberikan tantangan ambisius terhadap bibit dari cabang ilmu tersebut. Dalam hierarki ilmu Comte, sosiologi ada di tempat puncak. ia menyebutnya "Sang Ratu", dan para praktisinya sebagai "Pendeta-Ilmuan".
Pada tulisannya tahun 1800-an. Ia khawatir efek dari Revolusi Prancis telah merusak kestabilan Prancis secara permanen. Meskipun demikian, ia berharap agar studi yang sistematis terhadap perilaku manusia pada akhirnya akan mengarah pada interaksi antara manusia yang lebih rasional.

2. Herbert Spencer (1820-1903)
Beliau merupakan seseorang yang berkebangsaan Inggris Viktorian yang hidup relatif mapan, namun ia berharap hanya dapat lebih mengerti masayarakat. Ia juga mengadaptasikan pandangan evolusioner Darwin mengenai "survival of the fittest" atau "yang dapat bertahan adalah yang paling dapat beradaptasi" dengan berargumen bahwa hal tersebut adalah hal yang alami bahwa sebagian orang kaya dan sebagian orang miskin.
Spencer mengusulkan karena masyarakat pada akhirnya memang akan berubah, kita tidak terlalu kritis  terhadap pengaturan sosial yang sedang terjadi atau bekerja aktif untuk perubahan sosial. Pandangan ini banyak di sukai oleh kaum berpengaruh di Inggris dan Amerika Serikat yang memiliki kepentingan terselubung terhadap status quo serta menaruh curiga kepada pemikir sosial yang mendorong perubahan. Pendekatan Spencer terhadap perubahan masyarakat sangatlah populer di masanya.

3. Emile Durkheim (1858-1917)
Beliau dididik di Prancis dan Jerman, iapun menunjukkan reputasi akademik yang mengesankan, dan di tunjuk menjadi salah satu dari profesor pertama di Prancis. Diatas semua itu Durkheim diingat karena desakannya bahwa perilaku harus dipahami dalam konteks sosial yang lebih luas, tidak hanya dalam konteks individu.
salah satu contoh dari penekanan tersebut adalah Durkheim mengembangkan tesis fundamental yang membantu menjelaskan berbagai bentuk masyarakat. Melalui studi intensif terhadap Arunta, sebuah suku di Australia, ia berfokus pada fungsi yang ditunjukkan agama dan menggarisbawahi peran dari kehidupan kelompok dalam mendefinisikan apa yang kita anggap sebagai agama. Durkheim menyimpulkan bahwa agama menguatkan solidaritas kelompok seperti bentuk perilaku kelompok lainnya.

4. Max Weber (1864-1920)
Beliau lahir di Jerman. Pernah mempelajari sejarah hukum dan ekonomi,namun kemudian mengembangkan ketertarikannya terhadap sosiologi. Ia juga menjadi profesor di berbagai universitas di jerman. Weber mengajarkan siswanya agar mereka mempraktikan verstehen, kata dalam bahasa jerman yang berarti "pemahaman" atau "wawasan", dalam setiap kegiatan intelektual mereka. Ia menunjukkan bahwa kita tidak mampu menganalisa perilaku sosial kita menggunakan kriteria objektif yang sama yang kita gunakan untuk mengukur berat atau temperatur. Untuk mengerti perilaku secara penuh, kita harus mempelajari makna subjektif yang melekat pada aksi yang dilakukan orang-orang bagaimana mereka sendiri memandang dan menjelaskan perilaku mereka.

5. Karl Marx (1818-1883)
Memiliki ketertarikan yang sama dengan Durkheim dan Weber terhadap isu filosofi abstrakdan realitas konkret dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, tidak seperti mereka, Marx sangat kritis terhadap institusi-institusi yang berdiri saat itu sampai mancapai karier akademik melalui jalur konvensional yang merupakan hal mustahil baginya. Ia menghabiskan sebagian besar kehidupannya dalam pengasingan jauh dari jerman sebagai negara asalnya.
Menurut analisis Marx, masyarakat secara fundamental terbagi menjadi dua kelas yang berbenturan dalam hal usaha mengejar kepentingan masing-masing. Saaat ia mengkaji masyarakat industrial pada masanya, misalnya di Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat, ia melihat bahwa pabrik adalah pusat konflik antara kaum pengeksploitasi (para pemilik modal dan unit produksi) dengan kaum tereksploitasi (para buruh). Marx memandang hubungan ini secara sistematis; yaitu ia percaya bahwa suatu sistem hubungan ekonomi, sosial, dan politik mempertahankan kekuasaan dan dominasi para pemilik modal terhadap para pekerja. Konsekuensinya, Marx bersama sahabatnya Engles berpendapat bahwa kelas pekerja harus menjatuhkan sistem kelas yang ada. Pengaruh Marx terhadap pemikiran kontemporer sangatlah menginspirasi mereka yang kemudian menjadi revolusi komunis di Rusia, Cina, Vietnam, dan tempat-tempat lainnya.
Pemikiran Durkheim mengenai dampak pembagian kerja di masyarakat industri terkait dengan tulisan-tulisan marx, sementara perhatian Weber terhadap sosiologi yang objektif dan bebas nilai merupakan respons langsung terhadap keyakinan yang di pegang teguh oleh Marx. oleh karenna itu , tidak mengherankan jika Karl Marx dipandang sebagai tokoh Utama dalam perkembangan sosiologi dan beberapa cabang ilmu lainnya.
      Masih Banyak  Tokoh -tokoh  sosiologi . Silahkan di Pelajari Ilmu tentang Sosiologi.
Penugasan .!  .Buat" SKEMATIKA ATAU PETA KONSEP  TENTANG ILMU SOSIOLOGI"





Selasa, 28 Juli 2020

Pertemuan ke 4
Kelas 12 IPS 1 dan 2
Materi


          FAKTOR   PENDORONG DAN PENGHAMBAT  TERJADINYA PERUBAHAN  SOSIAL





                      Faktor Pendorong Dan Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial


 Faktor Pendorong dan Penghambat perubahan sosial budaya  :

·        - timbunan kebudayaan dan penemuan baru.
·        - perubahan jumlah penduduk.
·        - pertentangan atau konflik.
·       -  terjadinya pemberontakan atau revolusi.
·        - sistem terbuka lapisan masyaraka

Perubahan sosial selalu terjadi dalam masyarakat dengan seiring berjalanan waktu. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, nilai, sikap perilaku individu, dan kelompok. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam prosesnya ada faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam terjadinya perubahan sosial di masyarakat.

                "Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial",

Faktor pendorong Ada faktor pendorong dalam proses perubahan sosial, yakni Faktor Internal Faktor internal dalam terjadinya perubahan sosial meliputi beberapa hal, yakni: Penemuan baru Adanya penemuan baru bisa berdampak pada perubahan sosial bagi masyarakat dan memengaruhi bidang-bidang lain.

Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lain.

Dengan penemuan baru tersebut, biasanya orang-orang akan memiliki kesadaran diri akan kekurangan. Itu juga bisa membuat orang memiliki keahlian dengan belajar. Bertambah dan berkurangnya penduduk Bertambah dan berkurangnya penduduk juga memengaruhi perubahan sosial pada masyarakat. Pada bertambahnya penduduk yang sangat cepat akan berdampak menyebabkan terjadi perubahan dalam struktur masyarakat.

 Perubahan Iklim Kian Ancam Pinus King Billy di Australia, Ini Sebabnya Konflik dalam masyarakat Adanya konflik di masyarakat bisa menjadi penyebab perubahan sosial.

Dalam masyarakat terdapat berbagai kelompok dan kepentingan yang berbeda-beda. Itu memiliki potensi terjadinya konflik di masyarakat.
Adanya revolusi Munculnya perubahan sosial juga disebabkan adanya revolusi atau pemberontakan di masyarakat. Adanya itu akan menimbulkan kekuatan-keuatan di masyarakat.

Faktor eksternal Faktor eksternal berasal dari luar masyarakat dan dipengaruhi seperti lingkungan fisik, peperangan, atau pengaruh kebudayaan masyarakat.

                      Berikut beberapa hal yang meliputi faktor eksternal:

Lingkungan fisik Faktor lingkungan bisa berdampak pada perubahan sosial. Di mana saat terjadi bencana alam dan masyarakat harus mengungsi dari dari asal menuju tempat baru.

Teknologi Ramah Lingkungan: Contoh dan Fungsinya Dalam tempat baru tersebut maka akan melakukan adaptasi dengan lingkungan. Adaptasi tersebut akan berdampak pada perubahan sosial.

Perubahan lingkungan memacu adaptasi baru. Peperangan Terjadinya peperangan akan berdampak terjadi perubahan sosial pada lembaga kemasyarakatan. Negara yang menang perang, biasanya akan memaksa negara yang kalah dan masyarakatnya untuk mengikuti kebudayaannya untuk menggantikan kebudayaan sebelumnya.

Pengaruh kebudayaan lain Kebudayaan lain akan masuk dan memengarugi perubahan sosial dengan adanya perkembangan zaman atau globalisasi.

 Faktor penghambat Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan di dalam masyarakat sebagai berikut:

- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Sikap masyarakat yang masih    mengagungkan tradisi masa lampau.
- Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat
-.Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasikebudayaan.
- Prasangka terhadap hal-hal baru. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. -  Adat atau kebiasaan. Nilai pasrah. 



Setiap individu atau masyarakat pasti mengalami perubahan, baik perubahan sosial dan perubahan budaya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, nilai, ras, sikap, dan pola perilaku individu di antara kelompoknya. Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Sementara perubahan sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Di mana mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata kehidupan dari tradisional ke modern.
                                           Bentuk Perubahan sosial budaya

              Ada beberapa bentuk perubahan sosial budaya

Pada dasar awalnya dari suatu perubahan adalah komunikasi dari seseorang atau kelompok lainnya. Pada proses komunikasi terjadi penyampaian informasi tentang gagasan, ide, keyakinan dan hasil budaya yang berupa fisik

  Proses perubahan budaya dapat terjadi secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Perubahan yang cepat itu disebut revolusi. Pada perubahan tersebut dapat direncana atau tanpa direncanakan, dijalankan dengan kekerasan atau tanpa kekerasan
. Perubahan sosial budaya bisa berlangsung secara lambat dan memerlukan waktu lama. Biasanya perubahan tersebut merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Wujud perubahan sosial budaya
 Dalam wujud perubahan sosial budaya tersebut bisa membawa kemajuan dan kemunduran. Pada proses kemajuan berati perubahan yang dikehendaki dan dapat menguntungkan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi yang menimbulkan kemunduran itu perubahan yang tidak dikehendaki dan bisa merugikan kehidupan masyarakat. 
Tahapan Siklus Hidrologi  Pengaruh kebudayaan Dalam pengaruh kebudayaan dibagi dua hal,
- Pengaruh perubahan besar dalam kebudayaan Perubahan besar merupakan suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Maka terjadi perubahan pada sistem sosial budaya, terjadinya perubahan pola berpikir struktur masyarakat.
- Pengaruh perubahan kecil dalam kebudayaan Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada bagian kecil dari satu unsur budaya. Di mana tidak membawa pengaruh langsung bagi individu atau masyarakat. 

                        Penerimaan perubahan kebudayaan
Ada beberapa hal dalam penerimaan perubahan kebudayaan, yakni:
- Penerimaan kebudayaan yang dikehendaki Kebudayaan yang dikehendaki merupakan perubahan yang diperlukan dan telah direncanakan oleh pihak-pihak yang mengadakan perubahan.
- Penerimaan kebudayaan yang tidak dikehendaki Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa sengaja atau tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang mendagakan perubahan.
-Perubahan yang direncanakan Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang sebelumnya telah diprogramkan oleh masyarakat atau pemerintah.
- Perubahan yang tidak direncanakan Perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak dikehendaki dan berlangsung di luar perkiraaan atau jangkauan manusia. Biasanya menimbulkan dampak atau akibat yang tidak dikendaki oleh manusia.

Penugasan !
Berikan Pendapat Mu tentang Materi Diatas dan Simpulkan.!






Senin, 27 Juli 2020

Kelompok Sosial di Masyarakat

Pertemuan ke 3
Kelas 11 IPS 1 .2,3
Materi               





                Kelompok Sosial di Masyarakat


PENGERTIAN
Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong menolong. Soial group merupakan pengumpulan atau agregasi yang teratur (internet).
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya (internet).
Kelompok sosial mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama (internet).
 Klasifikasi Kelompok Sosial
1.    Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
1.    Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belujm mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
1.    Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antaranggota.
2.    Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
1.    Gemeinschaft (Paguyuban)
Gemeinschaft adalah kelompok sosial yang memiliki ikatan erat dan intim.
1.    Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah kehidupan publik yang bersifat sementara dan semu.
3.    Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
4.    In-Group
5.    Out-Group
6.    Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Hubungan diantara Para Anggotanya.
7.    Kelompok Primer
Kelompok Primer adalah kelompok sosial yang memiliki hubungan saling mengenal dan memiliki perasaan kebersamaan.
1.    Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kepentingan yang sama sehingga kerjasama didasarkan pada hitungan untung rugi.
5.    Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Sistem Hubungan
6.    Kelompok Formal
Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki sistem hubungan yang sengaja diciptakan, sehingga unsur-unsur dalam suatu organisasi merupakan bagian-bagian fungsional yang berhubungan.
1.    Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelmpok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat dan intim (internet).

1.    PENDEKATAN SOSIOLOGIS TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Seorang sosiolog di dalam menelaah masyarakat manusia akan banyak berhubungan dengan kelompok sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga, ataupun kelompok besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain. hampir semua manusia merupakan kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggotanya menyebar, tapi pada waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat demikian, terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, akan tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan, walaupun sama sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman mempunyai peranan besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Manusia merupakan makhluk yang tediri dari jasmaniah dan rohaniah. Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Manusia mempunyai pola berpikir yang akan mempengaruhi sikapnya (internet).
1.                                                            TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL
2.    Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari sudut kriteria :
3.    besar kecilnya jumlah anggota,
4.    derajat interaksi sosial,
5.    kepentingan dn wilayah,
6.    berlangsungnya suatu kepentingan,
7.    derajat organisasi,
8.    kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
9.    tipe-tipe umum yang terdapat dalam kelompok sosial yaitu ;
– kategori statistic ; pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, seperti kelompok umur.
– kategori sosial ; kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama. Misalnya Ikatan  Dokter Indonesia.
– kelompok sosial seperti misalnya keluarga batih.
– kelompok tidak teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama, karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang anti karcis kereta api.
– organisasi formal ; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi (internet).
2.    Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Seorang warga masyarakat yang asih bersahaja susunannya, secara relative menjadi anggota pula dari kelompok kecil lain secara terbatas. Kelompok sosial yang dimaksud biasanya atas dasar kekerbatan, usia, seks serta atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan yang memberikan prestise tertentu sesuai adat istiadat dan lembaga kemasyarakatan. Keanggotaan pada kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela. Akan tetapi, dalam hal lain seperti bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaannya bersifat sukarela. Suatu ukuran lainnya bagi si individu adalah bahwa dia merasa lebih tertarik pada kelopok-kelompok sosial yang dekat dengan kehidupan seperti keluarga, kerabat, dan rukun tetangga dari pada misalnya dengan suatu perusahaan besar atau Negara (internet).
3.    In-group dan Out Group
In-group adalah kelompok sosial, dengan mengidentifikasikan dirinya. Sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota kelompok.Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap etnosentisme. In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingannyatidak selalu sama (Soerjono Soekanto:108).
4.    Kelompok Primer dan Kelompok Skunder
Kelompok primer/face to face adalah kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal, dimana ada kerja sama yang erat. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu erat (Soerjono Soekanto:109).
5.    Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayanan (Gesellschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan, ini bisa dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabat, rukun tetangga dan lain sebagainya. Cirri pokok dari paguyuban adalah (Soerjono Soekanto:118): (1) intimate ; hubungan menyeluruh yang mesra. (2) private ; hubungan bersifat pribadi untuk beberapa orang saja. (3) exclusive ; hubungn tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”. Tipe paguyuban ada 3, yaitu paguyupan karena ikatan darah, paguyuban karena tempat/wilayah yang sama dan paguyuban karena jiwa-pikiran yang sama.
Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis, biasanya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbale-balik seperti ikatan pedagang, organisasi yang luas atau industry, dll (Taufiq Rahman Dhoiri:88).
6.    Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Sedangkan informl group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok ini biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama (Baswori:50-55).
7.    Membership group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan  bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Antara ke dua nya ini agak sulit untuk dipisahkan. Misalnya seorang anggota politik yang kebetulan menjadi anggota DPR, DPR merupakan membership group baginya akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference groupnya yaitu partainya. Ada dua tipe umum reference group yaitu ; (1) tipe normative yang menemukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan (2) tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadinnya (Baswori:56).

8.    Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis, misalnya muncul kelompok seprofesi. Sedangkan kelompok volonter merupakan mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya tadi. Dengan demikian, maka kelompok volonter akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individu, tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Kelompok volonter itu mungkin dilandaskan pada kepentingan primer mencakup kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri, dan kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan sekunder misalnya adalah kebutuhan akan rekreasi (Soerjono Soekanto:128).
1.    KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR
2.    Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (Crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan ‘
1.    Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosisal :
2.    khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences).
3.    kelompok ekspresif yang telah direncanakan.
4.    Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crouwds)
5.    kumpulan yang kurang menyenangkan. Seperti orang yang menunggu bis dan antri karcis.
6.    kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang yang bersama sama menyelamatkan diri dari bahaya.
7.    kerumunan penonton.
8.    kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum ( lawless crowds)
9.    kerumunan yang bertindak emosional
10. kerumunan yang bersifat inmoral seperti orang-orang mabuk.
11. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interksi terjadi secara tidak langsung melalui alat/media komunikasi (internet).
Pengertian Hubungan Antarkelompok
Hubungan Antarkelompok adalah hubungan antara dua kelompok atau lebih yang memiliki ciri khusus. Pettigrew (1968: 277) mendefinisikan inter-group relation sebagai “the social interactions between any two or more groups”.
Dalam pembahasan ini kita melihat tipologi kelompok menurut Robert Bierstedt, yaitu pembagian dalam empat tipe kelompok  yaitu statistical group, societal group, social group, dan associational group .
Dalam pembahasan kita mengenai hubungan Antarkelompok, yang dimaksudkan kelompok  mencakup  keempat  tipe  kelompok  yang  disebutkan  oleh Bierstedt tersebut. Dengan demikian kita menggunakan konsep kelompok dalam arti luas.

1.    Klasifikasi Kelompok yang Terlibat dalam Hubungan Antarkelompok
Dalam bahasan ini, kata kelompok dalam konsep hubungan Antarkelompok diklasifikasikan oleh Kinloch (1979). Kata kelompok dalam konsep hubungan antarkelompok mencakup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria ciri sebagai berikut :
·         Fisiologis               : seperti, ras (pengelompokan berdasarkan  kriteria fisik)
·         Kebudayaan          : seperti, kelompok etnik (persamaan bahasa, adat kebiasan,
wilayah, sejarah, sikap, dan seistem politik)
·         Ekonomi                : seperti, etnosentrisme, persaingan dan perbedaan kekuasaan
·         Perilaku                 : seperti, seksisme, ageisme, dan  rasialisme

Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli.
1.    Menurut Soerjono Soekanto, kelompo adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2.    Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
3.    Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik (internet).
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyakut kaitan timbal-balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong Kelompok sosial mempunyai beberapa syarat antara lain (Taufiq Rahman Dhoiri:83)
Ciri-ciri Kelompok Sosial
Ciri-ciri kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut (internet) :
1.    Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
2.    Memiliki struktur sosial
3.    Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
4.    Memiliki faktor pengikat.
5.    Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

Maka kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial besar.

                           Proses Pembentukan Kelompok Sosial
1.    Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
2.    Dorongan untuk mempertahankan hidup
3.    Dorongan untuk meneruskan keturunan
4.    Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja (internet).
5.    Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
6.    Kesatuan Genealogis atau Faktor Keturunan
7.    Kesatuan Religius
8.    Kesatuan Teritorial (Community)
9.    Kesatuan Kepentingan (Asosiasi)
Hubungan antar kelompok tentunya tidak secara tiba-tiba terbentuk, melainkan melalui akumulasi dan beberapa hubungan sosial yang sebelumnya sudah terbentuk. Seperti sikap, perilaku, dan gerakan sosial yang muncul diantara dua kelompok yang saling berhubungan. Dalam hal ini, akan dimengerti jika kita berada dalam suatu kelompok.
Kelompok Minoritas dan Mayoritas
Pembahasan mengenai hubungan antarkelompok merupakan pembahasan mengenai stratifikasi sosial, bilamana kita berbicara mengenai dua kelompok yang berada dalam strata berbeda atas dasar adanya ketidaksamaan dalam berbagai bidang, kekuasaan, prestasi, privilese.
Suatu bentuk hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar kelompok ialah hubungan mayoritas-minoritas. Kinloch mendefinisikan mayoritas sebagai suatu kelompok kekuasaan; kelompok tersebut menganggap dirinya normal, sedangkan kelompok lain (yang oleh kinloch dinamakan kelompok minoritas) dianggap tidak normal serta lebih rendah karena dinilai mempunyai ciri tertentu; atas dasar anggapan tersebut kelompok lain tersebut mengalami exploitasi dan diskriminasi. Ciri tertentu yang dimaksudkan disini ialah ciri fisik, ekonomi, budaya, dan perilaku. Dalam definisi kinloch ini kelompok mayoritas di tandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok.
Menurut kinloch mayoritas dapat saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas sejumlah besar orang lain. Kalau kita berpegangan pada definisi ini, maka dimasa ini masih berlakunya sistem Aparteid kelompok kulit putih direpublik africa selatan merupakan kelompok mayoritas karena menguasai kaum kulit hitam meskipun jumlah orang klit putih jauh lebih kecil dari pada jumlah orang kulit hitam. Dari segi ini penting diperhatikan karena ada ilmuan sosial yang berpendapat bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota.

Kinloch juga mengaitkan  hubungan sosial antara kelompok mayoritas dan kelompok Minoritas. Apabila kita ingin mengkaji hubungan sosial antara kelompok maka kita harus melihat dari beberapa dimensi :
1.    Dimensi Sejarah, mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antar kelompok. Dapat dilihat bagaimana kontak pertama terjadi dan selanjutnya berkembang.
2.    Dimensi Sikap, mengkaji hubungan sosial antar kelompok dari dimensi sikap maka harus dilihat dari sikap anggota kelompok terhadap kelompok lainnya. Hal ini biasanya menyangkut masalah stereotip dan prasangka.
3.    Dimensi Gerakan Sosial, melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok untuk membebaskan diri dari dominasi kelompok lainnya. Gerakan sosial tentunya dipicu oleh rasa kekecewan dan penderitaan lahir dan batin. Dengan demikian, gerakan sosial terlihat sebagai usaha  untuk mengubah hubungan sosial antar kelompok yang sudah ada atau mempertahankan tatanan yang sudah ada. Tetapi, gerakan ini akan mengarah juga pada gerakan sosial yang negatif yang suatu saat akan akan berubah menjadi gerakan sosial yang bersifat agresif.
4.    Dimensi Perilaku, menyagkut perilaku anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain. Hal ini tentunya menyangkut pada perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial.
5.    Dimensi Institusi, telah mendasari hubungan antar kelompok yang meliputi institusi yang ada dalam masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi, dll. Institusi ini dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan antar kelompok, salah satunya dimensi sikap yang sering kali diperkuat oleh institusi sosial yang ada dimasyarakat.

1.    Pola Hubungan Antar Kelompok
Banton, misalnya, mengemukakan bahwa kontak antara dua kelompok ras dapat diikuti proses sebagai berikut, yaitu :
1.    Akulturasi
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa dengan pemerintah colonial Belanda.
2.    Dominasi
Terjadinya suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Dalam kaitannya dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu :
3.    Genosida
Pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contohnya: pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jarman
4.    Pengusiran
Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai Jordan.
5.    Perbudakan
Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.
6.    Segregasi
Suatu pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik apartheid.
7.    Aslimilasi
Penggabungan antara suatu kelompok dengan kelompok lain dan menimbulkan suatu kebudayaan baru, juga menghilangkan kebudayaannya masing-masing.
3.    Paternalisme
Suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Banton membedakan tiga macam masyarakat sebagai berikut:
1.    Masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang)
2.    Masyarakat klonial yang teridiri atas para pendatang dan sebagian masyarakat pribumi.
3.    Masyarakat pribumi yang dijajah.
4.    Integrasi.
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5.    Pluralisme
Pola hubungan yang mengakui dan menerima adanya “KEMAJEMUKAN” atau “KEANEKARAGAMAN” dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi agama, suku, ras, adat-istiadat, dll.
Ahli lain, yakni Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi dua pola, berikut:
1.    Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya adalah kedatangan bangsa Eropa ke Asia, Afrika, dan Amerikan
2.    Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination). Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Prancis atas kelompok pendatang dari Aljazair, Cina, ataupun Turki.

Penugasan !
1.Buat Skematika atau Peta Konsep materi Diatas !
2. Jelaskan Pengertian  Kelompok Sosial beri contoh nya !