Rabu, 18 Maret 2020

Pendalaman materi kelas 10 Sosiologi

kelas 12  IPS 2
materi                                 Pendalaaman  Materi  sosiologi kelas 10




              RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI SMA KELAS X,XI,XII INTERAKSI SOSIAL

 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.
2. Proses Interaksi Sosial Interaksi sosial terjadi karena faktor kebutuhan yang timbul dari dalam diri manusia mencakup kebutuhan dasar, kebutuhan sosial dan kebutuhan integratif, serta naluri untuk hidup berkelompok atau bersama orang lain.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Ada 2
                       syarat terjadinya interaksi sosial:
a. Kontak sosial, berdasarkan cara komunikasi terbagi menjadi 2:
     Kontak langsung & Tidak langsung.
Sedangkan berdasarkan proses komunikasi dibedakan menjadi 2
a: Kontak Primer & Kontak Sekunder
b. Komunikasi, yaitu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang lain yang diwujudkan dengan pembicaraan, gerak gerik, sikap, maupun perasaan tertentu.

4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
    a. Kerjasama, yaitu bergabungnya sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Meliputi:

    1.Bargaining,
perjanjian tukar menukar barang dan jasa antar 2 organisasi atu lebih
    2. Kooptasi, proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
    3. Koalisi, merupakan kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan sama
    4. Joint Venture, adalah kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu dengan system bagi hasil
    5. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.

    b. Akomodasi, yaitu usaha untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi antara individu maupun kelompok yang berkaitan dengan pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Atau usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan agar tercapai kestabilan kembali. Akomodasi sebenarnya suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

   c. Asimilasi, merupakan proses social yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat diantara individu atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap, serta proses mental untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama.
  d. Akulturasi, proses penyatuan berbagai unsur kebudayaan asing yang diterima, diolah, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri, sehingga menjadi suatu bentuk kebudayaan baru.
  e. Persaingan, merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya persaingan antar individu maupun kelompok dalam mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan.
   f. Kontravensi, suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertikaian serta ditandai dengan adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang, keraguan terhadap kepribadian, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan bahkan kebencian pada seseorang.
  g. Pertentangan, adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menantang pihak lawan melalui ancaman atau kekerasan.

   Bentuk Interaksi a, b, c, d, adalah interaksi yang bersifat Asosiatif, sedangkan e, f, g, bersifatDisosiatif. 5.

                            Faktor Pendorong Interaksi Sosial
a. Imitasi, yaitu proses peniruan tingkah laku orang lain untuk diterapkan pada seseorang yang meniru tingkah laku tersebut.
b. Sugesti, adalah suatu pendapat, saran, pandangan atau sikap yang diberikan pada seseorang dan diterima tanpa disertai daya kritik.

c. Identifikasi, merupakan suatu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
 d. Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting.

                                                   NILAI & NORMA SOSIAL

Nilai Sosial Dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, yang didinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat dan dijadikan dasar dalam menentukan apa yang baik, bernilai atau berharga.

                         Jenis-jenis Nilai Sosial Menurut Notonegoro:

 1. Nilai Material: sesuatu yang berguna bagi kehidupan masyarakat.
 2. Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari
 3. Nilai Spiritual, Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

                              Ciri-ciri Nilai Sosial: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Dipelajari melalui sosialisasi Disebarkan dari satu individu ke individu yang lain merupakan hasil interaksi antar warga masyarakat mempengaruhi perkembangan diri seseorang pengaruh nilai tersebut berbeda pada setiap anggota masyarakat berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain bagian dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan nilai.

                         Fungsi Nilai Sosial: 1. 2. a. b. c. d. e. 3.

Sebagai pelindung Penunjuk arah dan pemersatu memberikan alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok mengarahkan masy. Dlm berpikir dan bertingkahlaku penentu terakhir manusia dlm memenuhi peranannya sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok sebagai pengontrol perilaku masyarakat. Motivator

Norma Sosial Merupakan ketentuan yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama. Menurut Robert MZ.Lawang: Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu


                                          Jenis-jenis Norma Sosial:

1. Cara (usage), bentuk perbuatan yang menonjol dalam hubungan antar individu
2. Kebiasaan (folkways), merupakan perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama
3. Tata Kelakuan, merupakan sifat2 yang hidup dalam kelompok yang dilaksanakan sebagai pengawas bagi
anggotanya.
 4. Adat Istiadat, merupakan pola perilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan dijadikan hokum tidak tertulis dengan sanksi yang berat.

                              Norma Pokok:
1. Norma Agama
2. Norma Kelaziman
3. Norma Kesusilaan
4. Norma Kesopanan
 5. Norma Hukum

                         Fungsi Norma Sosial:

1. Sebagai faktor perilaku yang memungkinkan seseorang untuk menentukan lebih dulu bagaimana tindakannya

akan dinilai oleh orang lain
2. sebagai aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai-nilai social
. sebagai unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.

Peranan Nilai & Norma Dalam Proses Sosialisasi:

Memberi bekal pedoman kepada individu atau seseorang agar berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat, sehingga individu dapat hidup dengan baik dalam masyarakat.

                                                    SOSIALISASI

Pengertian sosialisasi:

a. Bruce J Cohen: Sosialisasi adalah proses dimana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.
 b. Peter L Berger Sosialisasi adalah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat
c. Soerjono Soekanto Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, dimana dia menjadi anggotanya.

                   Proses Sosialisasi:

Melalui empat tahap:
1. Persiapan : anak mulai belajar mengambil peranan orang di sekelilingnya.
2. Meniru : anak tidak hanya mengetahui pernan yang harus dia jalani, tetapi juga mengetahui peranan yang harus dilakukan orang lain.
3. Siap Bertindak : Anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas
4. Menerima Norma: Anak telah siap menjalankan peranan sebagai manusia seutuhnya.

Bentuk Sosialisasi: Berdasarkan prosesnya,
 1. Sosialisasi Primer : Sosialisasi tahap awal yang berlangsung di lingkungan terdekat, seperti Keluarga.
 2. Sosialisasi Sekunder: Sosialisasi tahap selanjutnya yang berlangsung diluar lingkungan keluarga. Berdasarkan tempat berlangsungnya,
 1. Sosialisasi Formal: berlangsung melalui lembaga-lembaga formal menurut ketentuan yang berlaku
 2. Sosialisasi Informal: berlangsung melalui interaksi secara informal atau kekeluargaan, seperti teman, atau kelompok sosial lain.

                  Media (Agen) Sosialisasi: 1. 2. 3. 4.

Keluarga Sekolah Media Massa Teman sepermainan

Tujuan sosialisasi:
 Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat Menanamkan nilai-nilai pada seseorang dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat Mengembangkan kememapuan seseorang untuk berbicara atau berkomunikasi dengan baik Mengembangkan kemampuan seseorang mengendalikan dirinya sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat.

                       Dengan sosialisasi diharapkan individu dapat:

1. Menyesuaikan perilaku yang diharapkan dan dianggap baik oleh masyarakat
2. Mengenal dirinya dan mengembangkan segala kemampuan dengan lingkungan social
3. Mampu menjadi anggota masyarakat yang baik
4. Memperoleh konsep tentang dirinya. 1. 2. 3. 4.

                          PERILAKU MENYIMPANG & PENGENDALIAN SOSIAL

Pengertian Perilaku Menyimpang: Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial.


 Robert MZ Lawang:
 perilaku menyimpang adalah tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.
 Menurut Lemert,
 Penyimpangan dibedakan menjadi dua:
1. Penyimpangan primer; dilakukan oleh seseorang secara temporer, dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial
2. Penyimpangan sekunder; penyimpangan yang dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan ciri khas dari pelakunya.
                        Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:

             1. Faktor Internal:
      a. Intelegensi
      b. Kondisi fisik
      c. Kondisi psikis (kejiwaan)
      d. Kepribadian
       e. Usia
       f. Jenis Kelamin
       g. Kedudukan seseorang dalam keluarga.

            2. Faktor eksternal
      a. Faktor sosial ekonomi
       b. Kondisi politik
       c. Faktor budaya
      d. Kehidupan rumah tangga
      e. Pendidikan di sekolah
      f. Pergaulan
       g. Media massa

                                Jenis Perilaku Menyimpang:

 1. Tindak Kejahatan atau Kriminal;spt pembunuhan, perampokan, pencurian, pemalsuan, penganiayaan,
pemerkosaan, penculikan, dll.
 2. Penyimpangan seksual; Sodomi, transeksual,masokisme, homoseks, incest, scoptophilia, transvestite, kumpul kebo, necrophilia, perzinahan, pelacuran, dsb.
3. Pemakaian dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme
4. Penyimpangan gaya hidup: spt arogansi (kesombongan), sikap eksentrik, konsumerisme, dll.
5. Tawuran atau perkelahian antar pelajar.





                       Berdasarkan jumlah pelakunya






 Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil sosialisasi Tidak Sempurna: Tidak semua agen sosialisasi mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga proses sosialisasi juga tidak berhasil baik.
 Dalam kerangka ini perilaku menyimpang disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna. Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang: Penyimpangan ini dipicu oleh proses sosialisasi dari kelompok atau golongan masyarakat yang memiliki nilai atau kebudayaan menyimpang, seperti kelompok pencopet, penjudi, koruptor, dll.

PENGENDALIAN SOSIAL Merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma social agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur.

Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan pereda ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,

                Sifat Pengendalian sosial:
1. Preventif; dilakukan sebagai pencegahan (sebelum penyimpangan terjadi)
 2. Represif; dilakukan sebagai pereda/penyelesaian (setelah penyimpangan terjadi)
                Cara Pengendalian Sosial:
1. Cara Persuasif; membujuk, menasehati, atau mengajak secara halus.
2. Koersif; dilakukan dengan kekerasan fisik atau ancaman.
                Lembaga Pengendalian sosial:
1. keluarga
2. Lembaga Penegak Hukum; pengadilan, kejaksaan, kepolisian..
3. Lembaga Pendidikan
4. Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll
5. Lembaga 
                Keagamaan Peran Lembaga Pengendalian Sosial:
1. Menanamkan norma-norma pada masyarakat
2. Memberikan sanksi bagi pelaku penyimpangan.
                 
 Bentuk Pengendalian sosial:
 1. Gosip
 2. Teguran
 3. Hukuman
 4. Pendidikan
5. Agama



STRATIFIKASI SOSIAL
Merupakan Pembedaan masyarakat secara bertingkat (vertikal) ke dalam lapisan-lapisan tertentu.

Dasar Stratifikasi:
Adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap penting oleh masyarakat tertentu, seperti kekuasaan, kehormatan, kekayaan, pengetahuan, dsb.

                           Bentuk-bentuk stratifikasi sosial:
1. Sistem Kasta
2. Sistem Kelas
                           Sifat Stratifikasi sosial:
1. Stratifikasi Terbuka
2. Stratifikasi Tertutup
                        Pembagian Stratifikasi sosial:
1. Berdasarkan kriteria Ekonomi, hal-hal yang menentukan:
     a. Jenis aktifitas
     b. Tipe tempat tinggal

     c. keras dan prestasi
     d.Assigned status


DIFERENSIASI SOSIAL
Merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok secara horizontal.
Diferensiasi sosial meliputi:
a. Diferensiasi berdasarkan Ras
b. Diferensiasi berdasarkan Suku Bangsa
c. Diferensiasi berdasarkan Agama
d. Diferensiasi berdasarkan jenis kelamin
e. Diferensiasi berdasarkan Klan/Marga
f. Diferensiasi berdasarkan profesi

KONFLIK SOSIAL
 Merupakan suatu proses dimana dua orang atau kelompok berusaha untuk saling menyingkirkan/melenyapkan dan atau membuat orang lain tidak berdaya.

Faktor Penyebab Konflik Sosial:
1. Perbedaan kepribadian
2 Perbedaan pendirian
3. Perbedaan kepentingan




 Bentuk-bentuk Konflik:
 1. Konflik antar pribadi
 2. Konflik antar kelas sosial
3. Konflik Rasial/antar suku/etnis
4. Konflik Politik
5. Konflik Internasional
                                Akibat Konflik:
 1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas antar anggota
 2. Timbulnya keretakan kesatuan kelompok
 3. Terjadi huru hara
 4. Terjadi pergeseran/perubahan nilai budaya
 5. Terganggunya ketertiban dalam masyarakat Penyelesaian konflik:

             istilah Akomodasi, yang meliputi:
1. Koersi; bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan paksaan. Salah satu pihak berada dalam kondisi yang lebih lemah dibandingkan dengan pihak lawan. Koersi dapat bersifat fisik maupun psikis.
2. kompromi; masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian bersama.
3. Arbritase; Cara mencapai kompromi dengan meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak yang bertikai.
4. Mediasi; Cara menyelesaikan konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga yang bersikap netral dan bertindak sebagai penasihat tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan
 5. Konsiliasi; Usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.
6. Toleransi; Bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal dalam wujud saling menghargai, menghormati, dan tidak saling curiga.
7. Stalemate; Masing-masing pihak yang terlibat konflik karena kekuatannya seimbang, terhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan
 8. Ajudikasi: Bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.

INTERSEKSI
Merupakan persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam suatu kelompok sosial. Persilangan terjadi antar suku, agama, ras, dll.
KONSOLIDASI Merupakan penguatan keanggotaan warga masyarakat dalam suatu kelompok sosial, meliputi kesatuan atau perhimpunan dalam suku, agama, dll. Interseksi dan konsolidasi memiliki pengaruh yang cukup besar untuk mendorong terciptanya Integrasi Sosial. Integrasi sosial adalah Penyatuan berbagai unsur dalam masyarakat sehingga menjadi satu kebulatan yang utuh.

MOBILITAS SOSIAL

 Merupakan perpindahan seseorang/kelompok dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lain.
                    Jenis Mobilitas:
1. Mobilitas Vertikal; pergerakan/perpindahan individu/kelompok dari satu lapisan ke lapisan lain yang tidak setingkat. Dibedakan menjadi dua: a. Mobilitas Sosial Naik (Sosial Climbing) b. Mobilitas sosial Turun (Social Sinking)
 2. Mobilitas Horizontal; perpindahan individu/kelompok dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
                 Selain itu mobilitas juga dibedakan menjadi:
1. Mobilitas Antargenerasi; mobilitas yang terjadi antar 2 generasi atau lebih. Mis. Kakek, ayah, Anak.
2. Mobilitas Intragenerasi; mobilitas yang terjadi dalam satu generasi. Mis. Kakak, adik.
                 Faktor Pendorong Mobilitas:
 1. Faktor Status Sosial
 2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Situasi Politik
4. Faktor Kependudukan
5. Keinginan untuk melihat daerah lain
             Faktor Penghambat Mobilitas:
1. Perbedaan Ras dan Agama
 2. Terjadinya diskriminasi kelas
3. Pengaruh sosialisasi yang kuat
4. Kemiskinan
5. Perbedaan jenis kelamin
              Cara Mobilitas:
1. Perubahan Standar hidup
2. Perubahan tempat tinggal
3. Perubahan Tingkah laku
4. Perubahan nama
5. Perkawinan
6. Bergabung dengan organisasi tertentu
                 Saluran Mobilitas:
1. Organisasi pemerintahan
2. Angkatan Bersenjata
3. Lembaga Keagamaan
4. Organisasi Politik
5. Lembaga Pendidikan
6. Lembaga Ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar