Senin, 09 September 2019

Pertemuan ke 2
  Kelas 10 ips 3
    Materi  :                              Realitas Hubungan Sosial Di masyarakat



Realitas hubungan sosial

Realitas sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terkait dengan kestabilan dalam keadaan normal atau keadaan tidak normal yang terjadi dalam pola-pola hubungan di masyarakat.

            Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial

                                           Hubungan sosial dalam masyarakat
                             
     Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu denganindividu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk salingmenolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah prosessaling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungansosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupundari luar dirinya.

      Pengertian Individu
Individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan intelektif (kecerdasan).
      Lain halnya degan pendapat descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak belainan. Jika dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.

      Dengan kata lain, individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.

      Pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.

      Bagan proses pembentukan individu menjadi pribadi
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan. Freedman (1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan-alasan sebagai berikut:

1.        Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2.      Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
3.      Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai “gregariousness”.

Pengertian Kelompok sosial
Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto (1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
1.       Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.      Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
3.      Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
4.      Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Mac iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk tolong menolong”.
Proses yang berlangsung dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler (1968 : 172) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah “proses yang membantu individu dalam kelompok melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”.
Berdasarkan pengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu sikap (attitude).
1.       Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.
Mac iver dan page (1957 : 213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§  Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§  Besar kecil anggota kelompok tersebut.
§  Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.
§  Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.
§  Wilayah geografis.
Simmel dalam systematic society mendasarkan pengelompokannya pada :
§  Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
§  Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi kelompok.
§  Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.

Simmel memulainya dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
2.      Kelompok sosial dipandang dari sudut pandang individu.
Pembagian kelompok sosial dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§  Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
§  Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa bersifat wajib.
§  Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex (gender), pekerjaan dan status sosial.
3.      In group dan out group.
Menurut polak (1966 : 166) konsep in group dan out group adalah “cerminan dari adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar.
Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap in group biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam in group sering kali digunakan stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group  didasari oleh suatu kelainan dengan wujud antipati.
4.      Primary group dan secondary group.
§  Primary group
Charles horton cooley dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan antar kelompok”.
Cooley adalah kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi.
Selo soemarjan & soemardi (1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.
Davis (1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai berikut :
Kondisi fisik.
Cirinya adalah sifat kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan kelompoknya biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan primer.
Bersifat kesamaan tujuan dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut bersifat pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 : 124)menyatakan bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang tidak mungkin digantikan oleh orang lain”.
Hubungan inklusif  didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer.
Dalam kenyataan tidak ada primary group  yang memenuhi hubungan ini secara sempurna. Hubungan primer yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang masih sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.
§  Secondary group.
Rouceck & warren (1962 : 46) dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian secondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak langgeng.
Perbedaan antara primary group & secondary group terdapat pada :
1.       hubungan-hubungan atau interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang bersangkutan. Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan struktur hubungan yang kurang harmonis antara anggotanya (rakyat dan pemerintah).
2.      jika terdapat perselisihan diantara anggota kelompok primary group cenderung diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group maka norma hukum merupakan unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan diantara anggota kelompok tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar