Kamis, 12 September 2019

Kearifan Lokal

Pertemuan ke 1
Kelas 12 IPS 2


A.    Kompetensi  Inti
·         KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
·         KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
·         KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.4 Mendeskripsikan cara melakukan strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi.
·      Menjelaskan pengertian pemberdayaan kornunitas.
·      Menyebutkan tujuan pemberdayaan kornunitas.
·      Menguraikan pendekatan pemberdayaan kornunitas.
·      Menyebutkan kelebihan dan kekurangan pemberdayaan kornunitas.
·      Menguraikan kendala pemberdayaan komunitas.
4.4 Merancang, melaksanakan, dan melaporkan aksi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi.
·      Mempresentasikan pengertian pemberdayaan komunitas.
·      Mengomunikasikan basil pengamatan tentang tujuan pemberdayaan komunitas.
·      Menyampaikan hasil diskusi tentang pendekatan pemberdayaan komunitas.
·      Menyajikan kesimpulan basil evaluasi tentang kelebihan dan kekurangan pemberdayaan komunitas.
·      Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang kendala pemberdayaan komunitas.
3.5 Mengevaluasi aksi pemberdayaan komunitas sebagai bentuk kemandirian dalam menyikapi ketimpangan sosial.
·      Mendeskripsikan konsep kearifan lokal.
·      Menjelaskan pemberdayaan kornunitas dalam masalah sosial berdasarkan kearifan lokal.
·      Menguraikan pemberdayaan komunitas berlandaskan kearifan lokal.
4.5 Mengelaborasikan berbagai alternatif pemberdayaan sosial yang diperlukan untuk mengatasi ketimpangan sosial di masyarakat.
·      Mengomunikasikan basil studi pustaka tentang konsep kearifan lokal.
·      Menyajikan kesimpulan hasil evaluasi tentang pemberdayaan komunitas dalam masalah sosial berdasarkan kearifan lokal.
·      Menyajikan laporan tentang pemberdayaan komunitas berlandaskan kearifan lokal.

C.    Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat::

·         Menjelaskan pengertian pemberdayaan kornunitas.
·         Menyebutkan tujuan pemberdayaan kornunitas.
·         Menguraikan pendekatan pemberdayaan kornunitas.
·         Menyebutkan kelebihan dan kekurangan pemberdayaan kornunitas.
·         Menguraikan kendala pemberdayaan komunitas.
·         Mendeskripsikan konsep kearifan lokal.
·         Menjelaskan pemberdayaan kornunitas dalam masalah sosial berdasarkan kearifan lokal.
·         Menguraikan pemberdayaan komunitas berlandaskan kearifan lokal.

D.     Materi Pembelajaran
·         Pemberdayaan komunitas berbasis kepemilikan lokal dan partisipasi warga masyarakat
·         Partisipasi masyarakat lokal, atau warga masyarakat,  dalam pemberdayaan masyarakat, atau perbaikan kehidupan sosial atau publik
·         Aktivitas pemberdayaan komunitas
·         Evaluasi dan hikmah pembelajaran dari aktivitas pemberdayaan komunitas



                               Kearifan Lokal

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional.

Contoh: hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.

Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.
Di Indonesia,  kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).
Contoh: kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.
          Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal

Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.



Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapipengaruhdari\luar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukanupayauntukmengatasinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakankomunitas\berbasiskearifanlokal.
Hal-halyangperludiperhatikandalampemberdayaankomunitasasli:
Menghormatidanmenjunjungtinggihakasasimanusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yangdiselenggarakanolehILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Meniadakanmarginalisasimasyarakataslidalampembangunannasional.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
PemberdayaaKomunitas
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Pemberdayaan Komunitas: suatu proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. (Hatu, 2010)
Contohprogrampemberdayaankomunitasyangdimasyarakatadalah :
PNPMMandiri
LSM

PLP-BK
Pemberdayaan komunitas sejalan dengan konsep Community Development, yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.
Proses=pemberdayaanmengandungduakecenderungan:
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agarindividulebihberdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Kecenderungan kedua (kecenderungan sekunder) menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
ArahPemberdayaanKomunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosialdapatdiminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ciri-ciriwargamasyarakatberdaya: 
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisiperubahankedepan)
Mampumengarahkandirinyasendiri
Memilikikekuatanuntuberunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawabatastindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.

TujuandanPendekatandalamPemberdayaanKomunitas

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah: untuk membentukindividudanmasyarakatmenjmandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Tujuan pemberdayaan komunitas:
1.    Peningkatan standar hidup
2.    Meningkatkan percaya diri
3.    Peningkatan kebebasan setiap orang
Pemberdayaankomunitasdapatdilihatdari2sudutpandang:
PendekatanDeficitBased
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahanmasalahtersebut
PendekatanStrengthBased
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kelebihan Pemberdayaan Komunitas
1.    Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
2.    Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
3.    Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
4.    Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
5.    Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
6.    Proses pembangunan lebih demokratis dan aspiratif karena melibatkan banyak orang.
Kekurangan Pemberdayaan Komunitas
1.    Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik baru.
2.    Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
3.    Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
4.    Keberhasilan pemberdayaan komunitas bergantung individu yang bergabung di dalamnya.
5.    Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
6.    Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja.
7.    Ketergantungan sumber dana dari luar.
Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas
1.    Kurangnya komitmen dari masyarakat, karena kurangnya pemahaman
2.    Kendala perilaku masyarakat, contohnya etos masyarakat
3.    Diversifikasi pola kehidupan masyarakat, meliputi kebudayaan, sosial, ekonomi, kondisi geografis.
4.    Kurangnya monitoring dan data yang berkualitas
5.    Indikator yang tidak tepat.
6.    Kurangnya koordinasi
7.    Sistem administrasi yang terlalu birokratis: terlalu banyak pengaturan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:
§  Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
§  Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
§  Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
§  Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
§  Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.

Pengayaan..!
1.    jelaskan faktor penyebab meredupnya nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia?
2.    jelaskan menurut pendapat anda apa fungsi  kearifan lokal bagi kelestarian lingkungan. dan berikan contohnya?
3.    apa yang akan terjadi apabila globalisasi secara terus-menerus mengikis kearifan lokal yang ada? jeaskan pendapat anda dan sebutkan solusi yang jitu untuk mengatasi persoalan tersebut?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar