kelas 10 IPS 3
materi Klasifikasi Tipe-tipe Kelompuk Sosial
1.
Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.
Mac iver dan page (1957 :
213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§
Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§
Besar kecil anggota kelompok tersebut.
§
Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.
§
Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.
§
Wilayah geografis.
Simmel dalam systematic
society mendasarkan pengelompokannya pada :
§
Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
§
Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi
kelompok.
§
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Simmel memulainya dengan
bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan
sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga
individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok
sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok
tersebut.
2.
Kelompok sosial dipandang dari sudut pandang individu.
Pembagian kelompok sosial
dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§
Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
§
Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa
bersifat wajib.
§
Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex
(gender), pekerjaan dan status sosial.
3.
In group dan out group.
Menurut polak
(1966 : 166) konsep in group dan out group adalah “cerminan dari
adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari individu-individu dalam proses
sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial
tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran
sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang
diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar
atau tidak sadar.
Menurut soerjono
soekanto (1984 : 120), sikap in group biasanya didasari oleh perasaan
simpati. Dalam in group sering kali digunakan stereotypen, yaitu
gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu
objek diluar kelompoknya. Out group didasari oleh suatu kelainan dengan
wujud antipati.
4.
Primary group dan secondary group.
§
Primary group
Charles horton cooley
dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan
mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan
antar kelompok”.
Cooley adalah kelompok
yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama
erat yang bersifat pribadi.
Selo
soemarjan & soemardi (1964 : 604) dalam buku
“setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary group merupakan kelompok kecil
yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.
Davis
(1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai
berikut :
Kondisi
fisik.
Cirinya adalah sifat
kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang
mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan
kelompoknya biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan primer.
Bersifat
kesamaan tujuan dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut
bersifat pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 :
124)menyatakan bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat
pribadi, mengandung arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada
kepribadian seseorang yang tidak mungkin digantikan oleh orang lain”.
Hubungan inklusif
didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan
tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala
sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Kelompok-kelompok yang
konkret dan hubungan primer.
Dalam kenyataan tidak ada
primary group yang memenuhi hubungan ini secara sempurna. Hubungan primer
yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang masih
sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.
§
Secondary group.
Rouceck & warren
(1962 : 46) dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian secondary
group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan
diantara individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya
tidak langgeng.
Perbedaan antara primary
group & secondary group terdapat pada :
1.
hubungan-hubungan atau interaksi sosial yang membentuk struktur
kelompok sosial yang bersangkutan. Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan
struktur hubungan yang kurang harmonis antara anggotanya (rakyat dan
pemerintah).
2.
jika terdapat perselisihan diantara anggota kelompok primary
group cenderung diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group
maka norma hukum merupakan unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan
diantara anggota kelompok tersebut.
5.
Gemeinschaft dan gesselschaft
Gemeinschaft adalah
bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan
kesatuan batin yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam
keluarga, kekerabatan, dan lain-lain.
Gesselschaft adalah
berupa ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan
strukturnya bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian
berdasarkan ikatan timbal balik, seperti ikatan perdagangan.
Ciri gemeinschaft menurut
tonnies :
§
intimate : yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
§
private : yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk
beberapa orang saja.
§
exclusive : yaitu bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita”
saja dan tidak untuk orang-orang diluar “kita”.
Tiga tipe gemeinschaft
menurut tonnies :
§
Gemeinschaft by blood : ikatan yang berdasarkan pada keturunan
darah, contoh keluarga.
§
Gemeinschaft of place : ikatan yang berdasarkan kedekatan tempat
tinggal, contoh tetangga.
§
Gemeinschaft of mind : ikatan yang mendasarkan diri
pada jiwa dan pikiran yang sama
6.
Formal group & informal group
Formal
group merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai
peraturan-peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan
diantara anggotanya. Formal group bisa dikatakan sebagai association diamana
anggotanya mempunyai kedudukan yang disertai dengan pembagian tugas &
wewenang. Kriteria rumusan formal grup adalah merupakan keberadaan tata cara untuk
memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai
tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya
formal grup adalah suatu kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas
dan dengan sengaja diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antara angota-anggotanya. Contohnya adalah himpunan mahasiswa dll.
Informal
grup adalah suatu kelompok yang terjadi karena kesamaan yang
sifatnya tidak mengikat anggotanya serta tidak memiliki struktur dan organisasi
yang pasti. Informal group terbentuk biasanya oleh intensitas pertemuan yang
sering antara orang-orang yang mempertahankan kepentingan dan pengalaman
bersama. Contoh klik (clique).
7.
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur.
Kerumunan,
Kerumunan adalah suatu
kelompok manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak
mempunyai seorang pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja.
Ciri-ciri kerumunan:
1.
Interaksinya bersifat spontan.
2.
Orang-orang yang berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
3.
Contohnya adalah kerumunan orang di stasiun, pasar dan
lain-lain.
Ada beberapa macam
kerumunan:
1.
Kerumunan formal yaitu kerumunan yang memiliki pusat perhatian
dan tujuan, biasanya bersifat pasif. Contohnya yang menonton film di bioskop,
orang yang menghadiri pengajian dan lain-lain.
2.
Kerumunan ekspresif contohnya kerumunan orang yang menghadiri
pesta.
3.
Kerumunan sementara, bersifat kurang menyenangkan contohnya
pengantri karcis.
4.
Kerumunan orang panik (panic crowds).
5.
Kerumunan penonton (spectator crowds).
6.
Kerumunan yang berlawanan dengan hukum (lawless crowds).
– acting
mobs, kumpulan orang yang bertindak emosional dalam demonstrasi atau
unjuk rasa.
– immoral
mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabukan.
Publik
Publik adalah merupakan kelompok yang tidak
merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi berlangsung melalui alat-alat
komunikasi pendukung, seperti pembicaraan berantai secara individual, media
massa maupun kelompok. Setiap aksi publik dipengaruhi oleh keinginan individu,
jadi tingkah laku pribadi dari publik pun didasari oleh tingkah laku individu
atau prilaku individu.
8.
Masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan
(urban community).
Masyarakat pedesaan
Dalam masyarakat pedesaan
hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin dengan erat, mendalam
dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat pedesaan
terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan (rural community)
dan masyarakat perkotaan (urban community).
Ciri-ciri
masyarakat pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).
§
hubungan yang erat diantara masyarakatnya.
§
biasanya kehidupannya masih sederhana dan memilii pekerjaan yang
sama.
Masyarakat perkotaan.
Masyarakat
perkotaan pekerjaannya beraneka macam dan tidak terkonsentrasi kepada satu
aspek pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan
yang berbeda dengan masyarakat pedesaan, antara lain perbedaan dalam menilai
keperluan hidup. Soerjono soekanto (1982:149) mengemukakan
beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan,
yaitu :
1.
Kehidupan keagamaan.
Masyarakat pedesaan
mengarah kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat perkotaan mengarah
kepada kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang berbeda.
2.
Kemandirian
Hal terpenting bagi
masyarakat perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki peran
serta status dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak
berani menunjukkan eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain
dengan latar belakang yang berbeda.
3.
Pembagian kerja
Pada masyarakat perkotaan
pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-batas yang
nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.
4.
Peluang memperoleh pekerjaan
Dengan adanya sistem
pembagian kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih
banyak pada masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal
ini juga dilihat dari faktor tingkat pendidikan.
5.
Jalan pikiran
Pola pikir rasional pada
masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan kepentingan
bukan faktor pribadi.
6.
Jalan kehidupan
Jalan kehidupan yang
cepat (roda kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan
dihargainya/pentingnya faktor waktu dalam mengejar kehidupan individu.
7.
Perubahan sosial
Pada masyarakat kota
kemungkinan perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa karena mereka
lebih terbuka bagi adanya perubahan.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat adalah
“sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara
bersama-sama mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith,
stanley & shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang
terorganisasi serta berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok
yang berbeda. Pengertian ini mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok
yang terorganisasi” dan “masyarakat itu kelompok yang berpikir tentang dirinya
sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem sosial, dimana semua
funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara tetap”.
Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku
perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik.
Koentjaraningrat
(1990 : 146), masyarakat adalah “kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama”.
Ciri-ciri pokok dari
masyarakat :
§
Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2
orang.
§
Bercampur atau bergaul bergaul dalam waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru sebagai akibat hidup
bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia.
§
Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
§
Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang
lainnya.
§
Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Unsur-unsur terbentuknya
suatu masyarakat
§
Terdapat sekumpulan orang.
§
Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif
sama atau waktu yang lebih lama.
§
Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi
atau kelahiran.
§
Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.
§
Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
§
Akibat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai,sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Unsur-unsur dalam sistem
sosial sebagai berikut :
§
Kepercayaan dan pengetahuan. Unsur kepercayaan dan pengetahuan
merupakan unsur yang paling penting dalam sosial, karena perilaku anggota dalam
masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka
ketahui tentang kebenarannya, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada
sang pencipta alam semesta.
§
Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan
situasi alam sekitarnya termasuk didalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk
melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang bila sampai
tingkat tertentu harus dikuasai tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
§
Sebagai mahluk sosial, dalam setiap tindakannya manusia
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu
hasil akhir atas suatu tindakan & perilaku seseorang yang harus dicapai
baik melalui perubahan-perubahan maupun dengan cara mempertahankan suatu
keadaan yang sudah mantap.
§
Kedudukan (status) & peran (role). Kedudukan adalah posisi
seseorang secata umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam
arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Sedangkan
peran (role) adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
kedudukannya. Kedudukan menentukan apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat
dan tidak harus memiliki hierarki.
§
Kaidah atau norma. Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku
yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat.
§
Tingkat atau Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan dan
peanan seseorang dalam masyarakat.
§
Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak
lainnya.
§
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan/balasan yang diberikan
terhadap seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berubah hadiah & daoat
pula berupa hukuman. Sanksi dberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk
menjaga tingkah laku para masyarakat supaya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
§
Fasilitas (sarana). Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan
metode, benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem
sosial itu sendiri.
Masyarakat secara garis
besar menyangkut 3 aspek, yaitu :
§
Struktur sosial. Keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga sosial,
kelompok sosial dan lapisan sosial (pranata sosial).
§
Proses sosial. Pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.
§
Perubahan sosial. Perubahan dalam struktur sosial dan jalinan
hubungan dalam masyarakat.
§
Masyarakat terbentuk karena adanya individu-individu, demikian
pula dengan individu dapat mengaktualisasikan & bersosialisasi sebagai
mahluk sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar