kelas 10 IPS 3
materi Realitas Hubungan Sosial Di masyarakat
Realitas hubungan
sosial
Realitas sosial adalah kenyataan atau fakta yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
d dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu
berbeda jauh artinya dari yan
Hubungan sosial dalam masyarakat
Hubungan
sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu denganindividu
yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk
salingmenolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial
adalah prosessaling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang
melakukan hubungansosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam maupundari luar dirinya.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata
in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai sebutan bagi
manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud
adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan
penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti
kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif
(bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan intelektif
(kecerdasan).
Lain halnya degan pendapat descartes, bahwa
manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan tetapi, willhem
wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu kesatuan jiwa
raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini merupakan
konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama
dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak belainan. Jika dalam
kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orang, sedangkan dalam
sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai
pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu,
yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.
Dengan kata lain, individu
adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek
yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan
dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu sebagai konsep
sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan g
diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya.
Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur
sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu
yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi
yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud
adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.
Pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat
adalah lingkungan pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan
terlatih potensinya. Nursid sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian
merupakan keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian
situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental-psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.
Bagan proses pembentukan individu menjadi pribadi
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat
melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusialain di dalam mejalani
kehidupan. Freedman (1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan
mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to
environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap
lingkungan. Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi
oleh alasan-alasan sebagai berikut:
1 Keinginan manusia untuk
menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2.
Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
3. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut
sebagai “gregariousness”., kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu,
yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.
Pengertian
Kelompok sosial
Lahirnya
kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak
semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono
soekanto (1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya
kelompok sosial, yaitu :
1.
Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia
merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
lainnya dalam kelompok.
3.
Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok
yang bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut
dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun
ideologi yang sama.
4.
Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Mac
iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk melalui
proses interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam
kehidupan bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan
memiliki kebersamaan untuk tolong menolong”.
Proses
yang berlangsung dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler
(1968 : 172) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah “proses yang
membantu individu dalam kelompok melalui belajar dan penyesuaian diri,
bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan serta
berfungsi bagi kelompoknya”.
Berdasarkan pengalaman
dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang
dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu
sikap (attitude).
1.
Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.
Mac iver dan page (1957 :
213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§
Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§
Besar kecil anggota kelompok tersebut.
§
Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.
§
Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.
§
Wilayah geografis.
Simmel dalam systematic
society mendasarkan pengelompokannya pada :
§
Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
§
Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi
kelompok.
§
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Simmel memulainya dengan
bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan
sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga
individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok
sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok
tersebut.
2.
Kelompok sosial dipandang dari sudut pandang individu.
Pembagian kelompok sosial
dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§
Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
§
Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa
bersifat wajib.
§
Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex
(gender), pekerjaan dan status sosial.
3.
In group dan out group.
Menurut polak
(1966 : 166) konsep in group dan out group adalah “cerminan dari
adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari individu-individu dalam proses
sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial
tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran
sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang
diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar
atau tidak sadar.
Menurut soerjono
soekanto (1984 : 120), sikap in group biasanya didasari oleh perasaan
simpati. Dalam in group sering kali digunakan stereotypen, yaitu
gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu
objek diluar kelompoknya. Out group didasari oleh suatu kelainan dengan
wujud antipati.
4.
Primary group dan secondary group.
Charles horton cooley
dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan
mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan
antar kelompok”.
Cooley adalah kelompok
yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama
erat yang bersifat pribadi.
Selo
soemarjan & soemardi (1964 : 604) dalam buku
“setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary group merupakan kelompok kecil
yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.
Davis
(1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai
berikut :
Kondisi fisik.
Cirinya adalah sifat
kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang
mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan
kelompoknya biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan primer.
Bersifat
kesamaan tujuan dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut
bersifat pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 :
124)menyatakan bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat
pribadi, mengandung arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada
kepribadian seseorang yang tidak mungkin digantikan oleh orang lain”.
Hubungan inklusif
didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan
tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala
sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Bagus benar bahasan
BalasHapusJadi saya mengerti dalam soal tersebut
Dari bima
Ips1