Pertemuan
ke 2
Kelas
12 IPS 2
Materi : Penguatan Posisi Komunitas Lokal Dalam
merespons Perubahan Sosial yang di se3babkan globalisasi
Salah
satu bentuk penguatan yang dapat dilakukan ialah pemberdayaan,
agar dapat memperbaiki
kualitas hidup mereka. Proses yang perlu dilakukan yaitu dengan cara
pembangunan partisipatif. Kamu tahu apa itu maksudnya? Misalnya, kelompok
petani hutan akan mendapat dukungan moril
jika ikut dalam proses pembangunan dan pelestarian hutan. Kelompok petani tidak
sekadar mengikuti program yang sudah dirancang oleh pihak lain. Akan tetapi,
mereka juga ikut merencanakan, kemudian melaksanakannya bersama-sama.
Komunitas lokal secara aktif menjaga kelestarian hutan (sumber: worldagroforestry.org)
Setelah
kelompok petani bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan, mereka bisa
menggunakan hasil pembangunan tersebut, yaitu melestarikan hasil dari hutan.
Menurut Soedijanto, hal ini diakibatkan adanya penerapan karakteristik yang
ideal untuk merespon perubahan sosial bagi komunitas lokal yakni:
- Otonom: pemberdayaan yang membuat komunitas menjadi
mandiri, agar bebas dari berbagai ketergantungan.
- Egaliter:
proses pemberdayaan untuk menyamaratakan status semua pihak yang terlibat
di dalamnya.
- Kesukarelaan:
keikutsertaan komunitas lokal bukan karena paksaan, tetapi didasari oleh
kesadaran diri untuk mencari solusi dari masalah komunitas tersebut.
- Kebersamaan: mengutamakan
sikap gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama.
- Partisipatif: melibatkan
seluruh anggota komunitas secara aktif, untuk membuat ide rencana
pembangunan bersama-sama.
- Akuntabilitas:
kegiatan terbuka untuk diawasi pihak-pihak yang berkepentingan
(transparan).
- Keswadayaan: sikap inisiatif tiap individu dalam pengambilan
keputusan yang disertai keputusan penuh tanggung jawab.
- Demokrasi: pemberian
hak bagi anggota komunitas untuk menyampaikan pendapat.
- Keterbukaan: dilandasi rasa jujur, saling percaya, dan peduli.
Hal ini perlu, agar kegiatan mampu membawa manfaat bagi semua pihak.
Dampak
globalisasi terhadap kearifan lokal
Berikut merupakan dampak yang disebabkan globalisasi terhadap kearifan lokal, adalah sebagai berikut:
1. Persegaran dan pergantian manusia;
2. Kebebasan terkekang;
3. Kepribadian terhimpit;
4. Obyektivitas manusia;
5. Mentalitas tekhnologi;
6. Krisis tekhnologi dan
7. Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser).
Upaya
penanggulangan terhadap perubahan komunitas local
Berikut ini merupakan cara menanggulangi terhadap dampak negatif yang disebabkan karena perubahan komunitas lokal, yaitu sebagai berikut:
1. Rehumanisasi
manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin, sehingga pembangunan karena adanya globalisasi selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batinia. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
2. Kemampuan memiliki
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh aspek moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak dilakukan jika tidak sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku
3. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif mauoun negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
Pemberdayaan
komunitas sejalan dengan konsep Community
Development,
yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan
kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan
pengembangan kualitas hidup masyarakat.
Proses
pemberdayaan mengandung dua kecenderungan:
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Kecenderungan
kedua (kecenderungan sekunder) menekankan pada proses menstimulasi, mendorong
atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Arah Pemberdayaan Komunitas
Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya:
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi
perubahan ke depan)
Mampu mengarahkan dirinya sendiri
Memiliki kekuatan untuk berunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawab atas tindakannya.
Memiliki kekuatan untuk berunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.
2. Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah: untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Kemandirian
masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai
dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang
tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan
daya/kemampuan yang dimiliki.
Tujuan
pemberdayaan komunitas (Emmy):
1. Peningkatan standar
hidup
2. Meningkatkan percaya
diri
3. Peningkatan kebebasan
setiap orang
Untuk
melaksanakan pemberdayaan komunitas dilakukan dengan konsep Community Based
Development (CBD).
Ada beberapa karakter utama CBD, yaitu:
CBD berbasis sumber daya masyarakat
CBD berbasis partisipasi masyarakat
CBD berkelanjutan
Pemberdayaan komunitas dapat dilihat dari 2 sudut pandang:
Pendekatan Deficit Based
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahan masalah tersebut
Pendekatan Strength Based
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Ada beberapa karakter utama CBD, yaitu:
CBD berbasis sumber daya masyarakat
CBD berbasis partisipasi masyarakat
CBD berkelanjutan
Pemberdayaan komunitas dapat dilihat dari 2 sudut pandang:
Pendekatan Deficit Based
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahan masalah tersebut
Pendekatan Strength Based
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kelebihan
Pemberdayaan Komunitas
1. Memudahkan dalam
koordinasi antarindividu
2. Antarindividu dapat
saling memberi semangat dan motivasi.
3. Mampu meningkatkan
kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
4. Mampu meningkatkan dan
memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun
sosial.
5. Penggunaan sumber daya
alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
6. Proses pembangunan lebih
demokratis dan aspiratif karena melibatkan banyak orang.
Kekurangan
Pemberdayaan Komunitas
1. Sering terjadi perbedaan
pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik
baru.
2. Tingkat partisipasi
setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
3. Tingkat sumber daya
manusia berbeda-beda
4. Keberhasilan
pemberdayaan komunitas bergantung individu yang bergabung di dalamnya.
5. Kurangnya kemampuan
masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
6. Kegiatan pemberdayaan
selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja.
7. Ketergantungan sumber
dana dari luar.
Kendala
dalam Pemberdayaan Komunitas
1. Kurangnya komitmen dari
masyarakat, karena kurangnya pemahaman
2. Kendala perilaku
masyarakat, contohnya etos masyarakat
3. Diversifikasi pola
kehidupan masyarakat, meliputi kebudayaan, sosial, ekonomi, kondisi geografis.
4. Kurangnya monitoring dan
data yang berkualitas
5. Indikator yang tidak
tepat.
6. Kurangnya koordinasi
7. Sistem administrasi yang
terlalu birokratis: terlalu banyak pengaturan
B. KONSEP KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional.
Contoh:
hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang
mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Kelangsungan
kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok
masyarakat tertentu.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Kearifan
lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks
Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya
yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).
Contoh:
kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo
dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi
dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.
Pemberdayaan
Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Kearifan
lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam
menghadapi pengaruh dari luar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah
sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga
diperlukan upaya untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:
Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:
Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Meniadakan
marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar