Kelas 12 IPS 2
Materi
Perubahan Sosial: Arti dan Bentuknya
Perubahan sosial adalah perubahan dalam
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku
individu di antara kelompok. Setiap individu atau masyarakat pastinya mengalami
perubahan baik di lingkungan masyarakat atau keluarga. Perubahan sosial berbeda
dengan perubahan lainnya.
Perbedaannya itu adalah perubahan sosial
menekankan perubahan yang terjadi pada aspek kultural (budaya) dan aspek
struktural masyarakat. Dampaknya itu terhadap kehidupan sosial. Sehingga
memperoleh penghidupan yang lebih baik dan martabat.
Perubahan sosial merupakan
fenomena yang selalu ada di masyarakat mana pun. Perubahan kadang-kadang
dibuat, kemudian antara proses perubahan dalam struktur sosial. Dalam arti
spesifik dari perubahan sosial tergantung pada entitas sosu sosial yang
dipertimbangkan. Perubahan dalam kelompok kecil mungkin penting pada tingkat
kelompok, tapi dapat diabaikan pada tingkat masyarakat yang lebih besar.
Perubahan sosial dapat berkembang dari sejumlah sumber yang berbeda, termasuk
kontak dengan masyarakat lain. Perubahan sosial juga didorong oleh gerakan
ideologis, ekonomi dan politik. Perubahan
sosial merupakan perubahan kepada pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan
struktur sosial pada waktu tertentu.
Norma: Arti, Jenis, dan
Fungsinya Itu menunjukkan bahwa dalam masyarakat terjadi perubahan interaksi
antara satu dengan yang lain ketika melakukan tindakan atau perbuatan.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat disebabkan adanya faktor
pendorong baik dari luar dan dalam masyaraka. Itu yang mendorong untuk
melakukan tindakan atau perbuatan. Kajian perubahan sosial merupaka kajian yang
tidak akan pernah selesai untuk diperdebatkan terhadap isu-isu yan berkembang
dalam kehidupan masyarakat. Bentuk perubahan sosial Ada beragam bentuk
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Berikut beberapa bentuk perubahan
sosial: Perubahan lambat (evolusi) Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat
memakan waktu cukup lama dan tidak disertai kehendak tertentu dari masyarakat.
Dalam perubahan tersebut mengikuti kondisi perkembangan masyarakat. Masyarakat
hanya berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan keadaan dan kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Baca juga: Arti Penting
Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia Perubahan cepat (revolusi) Perubahan
sosial yang berlangsung cepat karena menyangkut unsur-unsur kehidupan atau
lembaga kemasyarakatan. Pada perubahan tersebut bisa direncanakan dan tidak
direncanakan. Dijalankan dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan. Biasanya pada
perubahan cepat diawali dengan ketegangan atau konflik. Perubahan kecil
Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada sruktur sosial. Pada
perubahan kecil memiliki damapak bagi masyarakat karena tidak terpengaruh
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan besar Perubahan besar
merupakan perubahan yang berdampak pada terjadinya perubahan struktur dan
lembaga. Pada perubahan besar memberi pengaruh be?ar pada kondisi geografisa
berubahnya fungsi lahan menjadi tempat industri, dan perubahan mata pencaharian
masyarakat. Perubahan yang dikehendaki Perubahan yang dikehandaki merupakan
perubahan yang sudah direncanakan dan disepakati sebelumnya. Pelaku perubahan
tersebut orang atau sekelompok orang yang memiliki wewenang dan kekuasaan.
Mereka biasanya melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau perencanaan
sosial (social planning) dengan cara memengaruhi masyarakat dengan sistem yang
teratur. Baca juga: Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional Perubahan
tidak dikehendaki Perubahan tidak dikehendaki merupakan perubahan yang tidak
direncanakan atau di luar jangkauan masyarakat. Biasanya pada perubahan
tersebut disebabkan gagalnya masyarakat dalam mengantisipasi dan
memperhitungkan perubahan yang terjad?. Sehingga memicu kekacuan atau kendala
dalam masyarakat. Perubahan struktural Perubahan struktural adalah perubahan
yang mendasar dan menyebabkan munculnya reorganisasi dalam masyarakat.
Perubahan proses Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar
dan tidak berpengaruh pada struktur kemasyarakatan. Pada perubahan tersebut
biasanya hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sudah ada.
Definisi
dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah
sebagai berikut:[3]
Gillin
Perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.
Emile Durkheim
Perubahan sosial
terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah
kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas
mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas
organistik.
Kingsley Davis
Mac Iver
Perubahan sosial
adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation)
atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial
William F.
Ogburn
Perubahan sosial
adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun
immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial
Raja
Perubahan sosial
adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang memengaruhi suatu sistem sosial.
Tidak semua
gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai
perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki
ciri-ciri antara lain:[4]
1.
Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka
mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
2.
Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan
diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3.
Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya
disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.
4.
Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki
hubungan timbal balik yang kuat.
Bentuk-bentuk
Perubahan
evolusi dan perubahan revolusi.
Berdasarkan
cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan
yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi
dikenal dengan revolusi dan evolusi. [1]
Perubahan evolusi.
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak
tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.[5] Perubahan-perubahan ini berlangsung
mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.[1] Dengan kata lain, perubahan sosial
terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.[1] Contoh, perubahan sosial dari
masyarakat berburu kemudian menetap [6] lalu menuju ke masyarakat meramu.
Menurut
Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu[7]:
·
Unilinier Theories of Evolution:
menyatakan bahwa manusia dan
masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang
sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
·
Universal Theory of Evolution: menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang
tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi yang tertentu.
·
Multilined Theories of Evolution:
menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian
dari sistem berburu ke pertanian.
Perubahan revolusi.
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung
secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya.[8] Secara sosiologis perubahan revolusi
diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan
yang berlangsung relatif cepat.[8] Dalam revolusi, perubahan dapat
terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, di mana sering kali
diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.[8]
Revolusi tidak
dapat terjadi di setiap situasi dan
kondisi masyarakat.[1] Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus
memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah[1]:
·
Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam
masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan
untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.[1]
·
Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.[1]
·
Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut,
untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat,
untuk dijadikan program dan arah bagi
geraknya masyarakat.[1]
·
Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat
dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak.
Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.[1]
·
Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana
segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan
revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru,
maka revolusi dapat gagal.[1]
Perubahan
direncanakan dan tidak direncanakan.
Perubahan yang direncanakan[sunting | sunting
sumber]
Perubahan yang
direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.[1][9] Pihak-pihak yang menghendaki suatu
perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.[1] Oleh karena itu, suatu perubahan yang
direncanakan selalu di bawah pengendalian dan
pengawasan agent of change.[1] Secara umum, perubahan berencana dapat
juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian
anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).[1]
Perubahan yang tidak direncanakan dan contoh[sunting | sunting sumber]
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya
berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan
masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini
sering membawa masalah-masalah yang
memicu kekacauan atau kendala-kendala
dalam masyarakat.[1] Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.[1] Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan
pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.[1] Sebagai akibatnya, banyak perkampungan
dan permukiman masyarakat terendam air yang
mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.[1]
Perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil[sunting | sunting sumber]
Apa yang
dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya
berikut ini
Perubahan berpengaruh besar[sunting | sunting
sumber]
Suatu perubahan
dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini memberi pengaruh
secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata
pencaharian.
Perubahan berpengaruh kecil[sunting | sunting
sumber]
Perubahan-perubahan
berpengaruh kecil merupakan
perubahan- perubahan yang
terjadi pada struktur sosial yang
tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode
pakaian dan mode
rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang
besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan
pada lembaga kemasyarakatan homolis.
PENUGASAN !
1 Baca dan buat Peta Konsep !
2. Beri Kesimpulan materi diatas serta Contoh nya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar