Berdasarkan Hasil pengamatan mu .apakah yang dapat kamu beri kesimpulan .tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial lain nya. ?
Para Pemikir Sosiologi
1. Auguste
Comte (17889-1857) Beliau dianggap pemikir yang paling
berpengaruh pada awal tahun 1800-an. Ia menciptakan istilah sosiologi
untuk diaplikasikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia, bahkan juga
memberikan tantangan ambisius terhadap bibit dari cabang ilmu tersebut. Dalam
hierarki ilmu Comte, sosiologi ada di tempat puncak. ia menyebutnya "Sang
Ratu", dan para praktisinya sebagai "Pendeta-Ilmuan". Pada tulisannya tahun 1800-an. Ia khawatir
efek dari Revolusi Prancis telah merusak kestabilan Prancis secara permanen.
Meskipun demikian, ia berharap agar studi yang sistematis terhadap perilaku
manusia pada akhirnya akan mengarah pada interaksi antara manusia yang lebih
rasional.
2.
Herbert Spencer (1820-1903) Beliau merupakan seseorang yang berkebangsaan
Inggris Viktorian yang hidup relatif mapan, namun ia berharap hanya dapat lebih
mengerti masayarakat. Ia juga mengadaptasikan pandangan evolusioner Darwin
mengenai "survival of the fittest" atau "yang dapat bertahan
adalah yang paling dapat beradaptasi" dengan berargumen bahwa hal tersebut
adalah hal yang alami bahwa sebagian orang kaya dan sebagian orang miskin. Spencer mengusulkan karena masyarakat pada
akhirnya memang akan berubah, kita tidak terlalu kritis terhadap
pengaturan sosial yang sedang terjadi atau bekerja aktif untuk perubahan
sosial. Pandangan ini banyak di sukai oleh kaum berpengaruh di Inggris dan
Amerika Serikat yang memiliki kepentingan terselubung terhadap status quo serta
menaruh curiga kepada pemikir sosial yang mendorong perubahan. Pendekatan
Spencer terhadap perubahan masyarakat sangatlah populer di masanya.
3.
Emile Durkheim (1858-1917) Beliau dididik di Prancis dan Jerman, iapun
menunjukkan reputasi akademik yang mengesankan, dan di tunjuk menjadi salah
satu dari profesor pertama di Prancis. Diatas semua itu Durkheim diingat karena
desakannya bahwa perilaku harus dipahami dalam konteks sosial yang lebih luas,
tidak hanya dalam konteks individu. salah satu contoh dari penekanan tersebut
adalah Durkheim mengembangkan tesis fundamental yang membantu menjelaskan
berbagai bentuk masyarakat. Melalui studi intensif terhadap Arunta, sebuah suku
di Australia, ia berfokus pada fungsi yang ditunjukkan agama dan
menggarisbawahi peran dari kehidupan kelompok dalam mendefinisikan apa yang
kita anggap sebagai agama. Durkheim menyimpulkan bahwa agama menguatkan
solidaritas kelompok seperti bentuk perilaku kelompok lainnya.
4.
Max Weber (1864-1920) Beliau lahir di Jerman. Pernah mempelajari
sejarah hukum dan ekonomi,namun kemudian mengembangkan ketertarikannya terhadap
sosiologi. Ia juga menjadi profesor di berbagai universitas di jerman. Weber
mengajarkan siswanya agar mereka mempraktikan verstehen, kata dalam bahasa
jerman yang berarti "pemahaman" atau "wawasan", dalam
setiap kegiatan intelektual mereka. Ia menunjukkan bahwa kita tidak mampu
menganalisa perilaku sosial kita menggunakan kriteria objektif yang sama yang
kita gunakan untuk mengukur berat atau temperatur. Untuk mengerti perilaku
secara penuh, kita harus mempelajari makna subjektif yang melekat pada aksi
yang dilakukan orang-orang bagaimana mereka sendiri memandang dan menjelaskan
perilaku mereka.
5.
Karl Marx (1818-1883) Memiliki ketertarikan yang sama dengan
Durkheim dan Weber terhadap isu filosofi abstrakdan realitas konkret dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, tidak seperti mereka, Marx sangat
kritis terhadap institusi-institusi yang berdiri saat itu sampai mancapai
karier akademik melalui jalur konvensional yang merupakan hal mustahil baginya.
Ia menghabiskan sebagian besar kehidupannya dalam pengasingan jauh dari jerman
sebagai negara asalnya. Menurut analisis Marx, masyarakat secara
fundamental terbagi menjadi dua kelas yang berbenturan dalam hal usaha mengejar
kepentingan masing-masing. Saaat ia mengkaji masyarakat industrial pada
masanya, misalnya di Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat, ia melihat bahwa
pabrik adalah pusat konflik antara kaum pengeksploitasi (para pemilik modal dan
unit produksi) dengan kaum tereksploitasi (para buruh). Marx memandang hubungan
ini secara sistematis; yaitu ia percaya bahwa suatu sistem hubungan ekonomi,
sosial, dan politik mempertahankan kekuasaan dan dominasi para pemilik modal
terhadap para pekerja. Konsekuensinya, Marx bersama sahabatnya Engles
berpendapat bahwa kelas pekerja harus menjatuhkan sistem kelas yang ada.
Pengaruh Marx terhadap pemikiran kontemporer sangatlah menginspirasi mereka
yang kemudian menjadi revolusi komunis di Rusia, Cina, Vietnam, dan
tempat-tempat lainnya. Pemikiran Durkheim mengenai dampak
pembagian kerja di masyarakat industri terkait dengan tulisan-tulisan marx,
sementara perhatian Weber terhadap sosiologi yang objektif dan bebas nilai
merupakan respons langsung terhadap keyakinan yang di pegang teguh oleh Marx.
oleh karenna itu , tidak mengherankan jika Karl Marx dipandang sebagai tokoh
Utama dalam perkembangan sosiologi dan beberapa cabang ilmu lainnya.
Masih Banyak Tokoh -tokoh sosiologi . Silahkan di Pelajari Ilmu tentang Sosiologi.
Penugasan .! .Buat" SKEMATIKA ATAU PETA KONSEP TENTANG ILMU SOSIOLOGI"
Selasa, 28 Juli 2020
Pertemuan ke 4
Kelas 12 IPS 1 dan 2
Materi
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL
Faktor Pendorong Dan Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial
Faktor Pendorong
dan Penghambat perubahan sosial budaya :
· - timbunan kebudayaan dan penemuan baru.
· - perubahan jumlah penduduk.
· - pertentangan atau konflik.
· - terjadinya pemberontakan atau revolusi.
· - sistem terbuka lapisan masyaraka
Perubahan sosial selalu terjadi dalam
masyarakat dengan seiring berjalanan waktu. Perubahan sosial adalah perubahan
yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat yang memengaruhi sistem
sosial, nilai, sikap perilaku individu, dan kelompok. Dikutip situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam prosesnya ada faktor-faktor
pendorong dan penghambat dalam terjadinya perubahan sosial di masyarakat.
"Faktor Pendorong dan Penghambat
Perubahan Sosial",
Faktor pendorong Ada faktor pendorong dalam
proses perubahan sosial, yakni Faktor Internal Faktor internal dalam terjadinya
perubahan sosial meliputi beberapa hal, yakni: Penemuan baru Adanya penemuan
baru bisa berdampak pada perubahan sosial bagi masyarakat dan memengaruhi
bidang-bidang lain.
Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan
yang menjalar dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lain.
Dengan penemuan baru tersebut, biasanya
orang-orang akan memiliki kesadaran diri akan kekurangan. Itu juga bisa membuat
orang memiliki keahlian dengan belajar. Bertambah dan berkurangnya penduduk
Bertambah dan berkurangnya penduduk juga memengaruhi perubahan sosial pada
masyarakat. Pada bertambahnya penduduk yang sangat cepat akan berdampak
menyebabkan terjadi perubahan dalam struktur masyarakat.
Perubahan Iklim Kian Ancam Pinus King Billy di
Australia, Ini Sebabnya Konflik dalam masyarakat Adanya konflik di masyarakat
bisa menjadi penyebab perubahan sosial.
Dalam masyarakat terdapat berbagai kelompok dan
kepentingan yang berbeda-beda. Itu memiliki potensi terjadinya konflik di
masyarakat.
Adanya revolusi Munculnya perubahan sosial juga
disebabkan adanya revolusi atau pemberontakan di masyarakat. Adanya itu akan
menimbulkan kekuatan-keuatan di masyarakat.
Faktor eksternal Faktor eksternal berasal dari
luar masyarakat dan dipengaruhi seperti lingkungan fisik, peperangan, atau
pengaruh kebudayaan masyarakat.
Berikut beberapa hal yang meliputi faktor
eksternal:
Lingkungan fisik Faktor lingkungan bisa
berdampak pada perubahan sosial. Di mana saat terjadi bencana alam dan
masyarakat harus mengungsi dari dari asal menuju tempat baru.
Teknologi Ramah Lingkungan: Contoh dan
Fungsinya Dalam tempat baru tersebut maka akan melakukan adaptasi dengan
lingkungan. Adaptasi tersebut akan berdampak pada perubahan sosial.
Perubahan lingkungan memacu adaptasi baru.
Peperangan Terjadinya peperangan akan berdampak terjadi perubahan sosial pada
lembaga kemasyarakatan. Negara yang menang perang, biasanya akan memaksa negara
yang kalah dan masyarakatnya untuk mengikuti kebudayaannya untuk menggantikan
kebudayaan sebelumnya.
Pengaruh kebudayaan lain Kebudayaan lain akan
masuk dan memengarugi perubahan sosial dengan adanya perkembangan zaman atau
globalisasi.
Faktor
penghambat Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan di dalam
masyarakat sebagai berikut:
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Sikap masyarakat yang masih mengagungkan
tradisi masa lampau.
- Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat
-.Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
integrasikebudayaan.
- Prasangka terhadap hal-hal baru.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. -
Adat atau kebiasaan. Nilai pasrah.
Setiap individu atau masyarakat pasti mengalami perubahan, baik perubahan sosial dan perubahan budaya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, nilai, ras, sikap, dan pola perilaku individu di antara kelompoknya. Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Sementara perubahan sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Di mana mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata kehidupan dari tradisional ke modern.
Bentuk Perubahan sosial budaya
Ada beberapa
bentuk perubahan sosial budaya
Pada dasar awalnya dari
suatu perubahan adalah komunikasi dari seseorang atau kelompok lainnya. Pada
proses komunikasi terjadi penyampaian informasi tentang gagasan, ide, keyakinan
dan hasil budaya yang berupa fisik
Proses perubahan budaya dapat terjadi
secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Perubahan yang cepat itu disebut revolusi. Pada perubahan tersebut dapat
direncana atau tanpa direncanakan, dijalankan dengan kekerasan atau tanpa
kekerasan
. Perubahan sosial budaya bisa berlangsung secara lambat dan
memerlukan waktu lama. Biasanya perubahan tersebut merupakan rentetan perubahan
kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Wujud perubahan sosial budaya
Dalam
wujud perubahan sosial budaya tersebut bisa membawa kemajuan dan kemunduran.
Pada proses kemajuan berati perubahan yang dikehendaki dan dapat menguntungkan
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi yang menimbulkan kemunduran
itu perubahan yang tidak dikehendaki dan bisa merugikan kehidupan masyarakat.
Tahapan Siklus Hidrologi Pengaruh kebudayaan Dalam pengaruh
kebudayaan dibagi dua hal,
- Pengaruh perubahan besar dalam kebudayaan
Perubahan besar merupakan suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat.
Maka terjadi perubahan pada sistem sosial budaya, terjadinya perubahan pola
berpikir struktur masyarakat.
- Pengaruh perubahan kecil dalam kebudayaan
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada bagian kecil dari satu unsur
budaya. Di mana tidak membawa pengaruh langsung bagi individu atau masyarakat.
Penerimaan perubahan kebudayaan
Ada beberapa hal dalam penerimaan perubahan
kebudayaan, yakni:
- Penerimaan kebudayaan yang dikehendaki Kebudayaan yang
dikehendaki merupakan perubahan yang diperlukan dan telah direncanakan oleh
pihak-pihak yang mengadakan perubahan.
- Penerimaan kebudayaan yang tidak
dikehendaki Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa
sengaja atau tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang mendagakan perubahan.
-Perubahan yang direncanakan Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang
sebelumnya telah diprogramkan oleh masyarakat atau pemerintah.
- Perubahan yang
tidak direncanakan Perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang
tidak dikehendaki dan berlangsung di luar perkiraaan atau jangkauan manusia.
Biasanya menimbulkan dampak atau akibat yang tidak dikendaki oleh manusia.
Penugasan !
Berikan Pendapat Mu tentang Materi Diatas dan Simpulkan.!
Kelompok sosial (social group) merupakan suatu
himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia manusia yang hidup bersama, yang
disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan
timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong
menolong. Soial group merupakan pengumpulan atau agregasi yang
teratur (internet).
Kelompok sosial
adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga
dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya (internet).
Kelompok sosial
mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling
berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama (internet).
Klasifikasi Kelompok Sosial
1.Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini
dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
1.Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik
adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat
oleh kesadaran kolektif serta belujm mengenal adanya pembagian kerja diantara
para anggota kelompok.
1.Solidaritas Organik
Solidaritas organik
adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah
mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling
ketergantungan antaranggota.
2.Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini
diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
1.Gemeinschaft
(Paguyuban)
Gemeinschaft adalah
kelompok sosial yang memiliki ikatan erat dan intim.
1.Gesellschaft
(Patembayan)
Gesellschaft adalah
kehidupan publik yang bersifat sementara dan semu.
3.Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
4.In-Group
5.Out-Group
6.Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Hubungan diantara Para Anggotanya.
7.Kelompok Primer
Kelompok Primer
adalah kelompok sosial yang memiliki hubungan saling mengenal dan memiliki
perasaan kebersamaan.
1.Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder
adalah kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kepentingan yang sama
sehingga kerjasama didasarkan pada hitungan untung rugi.
5.Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Sistem Hubungan
6.Kelompok Formal
Kelompok Formal
adalah kelompok yang memiliki sistem hubungan yang sengaja diciptakan, sehingga
unsur-unsur dalam suatu organisasi merupakan bagian-bagian fungsional yang
berhubungan.
1.Kelompok Informal
Kelompok informal
adalah kelmpok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat dan intim
(internet).
1.PENDEKATAN
SOSIOLOGIS TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Seorang sosiolog di
dalam menelaah masyarakat manusia akan banyak berhubungan dengan kelompok
sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga, ataupun kelompok besar
seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain. hampir semua manusia
merupakan kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggotanya
menyebar, tapi pada waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul. Bila mereka
berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat
demikian, terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, akan tetapi para anggota
keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan, walaupun sama
sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman mempunyai peranan besar
di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Manusia
merupakan makhluk yang tediri dari jasmaniah dan rohaniah. Manusia mempunyai
naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Manusia mempunyai pola
berpikir yang akan mempengaruhi sikapnya (internet).
1.TIPE-TIPE KELOMPOK
SOSIAL
2.Klasifikasi
Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari sudut kriteria :
3.besar kecilnya
jumlah anggota,
4.derajat interaksi
sosial,
5.kepentingan dn
wilayah,
6.berlangsungnya
suatu kepentingan,
7.derajat organisasi,
8.kesadaran akan
jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
9.tipe-tipe umum yang
terdapat dalam kelompok sosial yaitu ;
– kategori
statistic ; pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, seperti kelompok
umur.
– kategori sosial ;
kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama. Misalnya
Ikatan Dokter Indonesia.
– kelompok sosial
seperti misalnya keluarga batih.
– kelompok tidak
teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama,
karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang anti
karcis kereta api.
– organisasi formal
; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan
telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi (internet).
2.Kelompok Sosial
Dipandang dari Sudut Individu
Seorang warga
masyarakat yang asih bersahaja susunannya, secara relative menjadi anggota pula
dari kelompok kecil lain secara terbatas. Kelompok sosial yang dimaksud
biasanya atas dasar kekerbatan, usia, seks serta atas dasar perbedaan pekerjaan
atau kedudukan yang memberikan prestise tertentu sesuai adat istiadat dan
lembaga kemasyarakatan. Keanggotaan pada kelompok sosial tidak selalu bersifat
sukarela. Akan tetapi, dalam hal lain seperti bidang pekerjaan, rekreasi dan
sebagainya, keanggotaannya bersifat sukarela. Suatu ukuran lainnya bagi si
individu adalah bahwa dia merasa lebih tertarik pada kelopok-kelompok sosial
yang dekat dengan kehidupan seperti keluarga, kerabat, dan rukun tetangga dari
pada misalnya dengan suatu perusahaan besar atau Negara (internet).
3.In-group dan Out
Group
In-group adalah
kelompok sosial, dengan mengidentifikasikan dirinya. Sikap in-group pada
umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat
dengan anggota kelompok.Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu
diartikan sebagai lawan in-groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan
suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan
out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu
sikap etnosentisme. In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat,
walaupun kepentingannyatidak selalu sama (Soerjono Soekanto:108).
4.Kelompok Primer dan
Kelompok Skunder
Kelompok
primer/face to face adalah kelompok sosial yang paling sederhana, dimana
anggotanya saling mengenal, dimana ada kerja sama yang erat. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa
hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga
tidak begitu erat (Soerjono Soekanto:109).
5.Paguyuban
(Gemeinschaft) dan Patembayanan (Gesellschaft)
Paguyuban adalah
bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah
rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan, ini bisa
dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabat, rukun tetangga dan lain
sebagainya. Cirri pokok dari paguyuban adalah (Soerjono Soekanto:118): (1)
intimate ; hubungan menyeluruh yang mesra. (2) private ; hubungan bersifat
pribadi untuk beberapa orang saja. (3) exclusive ; hubungn tersebut hanyalah
untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”. Tipe paguyuban ada
3, yaitu paguyupan karena ikatan darah, paguyuban karena tempat/wilayah yang
sama dan paguyuban karena jiwa-pikiran yang sama.
Patembayan merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis,
biasanya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan
timbale-balik seperti ikatan pedagang, organisasi yang luas atau industry, dll
(Taufiq Rahman Dhoiri:88).
6.Formal Group dan
Informal Group
Formal group adalah
kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya
untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Sedangkan informl group tidak
mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok ini
biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar
bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama (Baswori:50-55).
7.Membership group
dan Reference Group
Membership group
merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang
menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Antara ke dua nya ini agak sulit untuk dipisahkan. Misalnya seorang anggota
politik yang kebetulan menjadi anggota DPR, DPR merupakan membership group
baginya akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference
groupnya yaitu partainya. Ada dua tipe umum reference group yaitu ; (1) tipe
normative yang menemukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan (2) tipe
perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai
kepribadinnya (Baswori:56).
8.Kelompok Okupasional
dan Volunter
Kelompok
okupasional merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang melakukan
pekerjaan sejenis, misalnya muncul kelompok seprofesi. Sedangkan kelompok
volonter merupakan mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun
tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya
tadi. Dengan demikian, maka kelompok volonter akan dapat memenuhi kepentingan
anggotanya secara individu, tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara
umum. Kelompok volonter itu mungkin dilandaskan pada kepentingan primer
mencakup kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, kebutuhan akan keselamatan
jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk dapat
mengembangkan potensi diri, dan kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan sekunder
misalnya adalah kebutuhan akan rekreasi (Soerjono Soekanto:128).
1.KELOMPOK-KELOMPOK
SOSIAL YANG TIDAK TERATUR
2.Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (Crowd)
adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan
juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan ‘
1.Kerumunan yang
berartikulasi dengan struktur sosisal :
2.khalayak penonton
atau pendengar yang formal (formal audiences).
3.kelompok ekspresif
yang telah direncanakan.
4.Kerumunan yang
bersifat sementara (Casual crouwds)
5.kumpulan yang
kurang menyenangkan. Seperti orang yang menunggu bis dan antri karcis.
6.kerumunan
orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang yang bersama sama
menyelamatkan diri dari bahaya.
7.kerumunan penonton.
8.kerumunan yang berlawanan
dengan norma-norma hukum ( lawless crowds)
9.kerumunan yang
bertindak emosional
10.kerumunan yang
bersifat inmoral seperti orang-orang mabuk.
11.Publik
Publik merupakan
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interksi terjadi secara tidak langsung
melalui alat/media komunikasi (internet).
Pengertian Hubungan
Antarkelompok
Hubungan
Antarkelompok adalah hubungan antara dua kelompok atau lebih yang memiliki ciri
khusus. Pettigrew (1968: 277) mendefinisikan inter-group relation
sebagai “the social interactions between any two or more groups”.
Dalam pembahasan
ini kita melihat tipologi kelompok menurut Robert Bierstedt, yaitu pembagian
dalam empat tipe kelompok yaitu statistical group, societal group, social
group, dan associational group .
Dalam pembahasan kita
mengenai hubungan Antarkelompok, yang dimaksudkan kelompok mencakup
keempat tipe kelompok yang disebutkan oleh
Bierstedt tersebut. Dengan demikian kita menggunakan konsep kelompok dalam arti
luas.
1.Klasifikasi
Kelompok yang Terlibat dalam Hubungan Antarkelompok
Dalam bahasan ini,
kata kelompok dalam konsep hubungan Antarkelompok diklasifikasikan oleh Kinloch
(1979). Kata kelompok dalam konsep hubungan antarkelompok mencakup semua
kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria ciri sebagai berikut :
·Fisiologis
: seperti, ras (pengelompokan berdasarkan kriteria fisik)
·Kebudayaan :
seperti, kelompok etnik (persamaan bahasa, adat kebiasan,
wilayah, sejarah,
sikap, dan seistem politik)
·Ekonomi
: seperti, etnosentrisme, persaingan dan perbedaan kekuasaan
·Perilaku
: seperti, seksisme, ageisme, dan rasialisme
Berikut ini adalah
pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli.
1.Menurut Soerjono
Soekanto, kelompo adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan
saling mempengaruhi.
2.Menurut Paul B.
Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
3.Menurut George
Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi
dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan
berhubungan secara timbal balik (internet).
Manusia pada
umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk yang telah
mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain. Kelompok-kelompok sosial
merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut
antara lain menyakut kaitan timbal-balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran
untuk saling tolong menolong Kelompok sosial mempunyai beberapa syarat antara
lain (Taufiq Rahman Dhoiri:83)
Ciri-ciri Kelompok Sosial
Ciri-ciri kelompok
sosial tersebut adalah sebagai berikut (internet) :
1.Merupakan kesatuan
yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
2.Memiliki struktur
sosial
3.Memiliki
norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
4.Memiliki faktor pengikat.
5.Adanya interaksi
dan komunikasi diantara para anggotanya.
Maka kelompok
sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan
kelompok sosial besar.
Proses Pembentukan Kelompok Sosial
1.Faktor-faktor
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
2.Dorongan untuk
mempertahankan hidup
3.Dorongan untuk
meneruskan keturunan
4.Dorongan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja (internet).
Hubungan antar
kelompok tentunya tidak secara tiba-tiba terbentuk, melainkan melalui akumulasi
dan beberapa hubungan sosial yang sebelumnya sudah terbentuk. Seperti sikap,
perilaku, dan gerakan sosial yang muncul diantara dua kelompok yang saling
berhubungan. Dalam hal ini, akan dimengerti jika kita berada dalam suatu
kelompok.
Kelompok Minoritas dan Mayoritas
Pembahasan mengenai
hubungan antarkelompok merupakan pembahasan mengenai stratifikasi sosial,
bilamana kita berbicara mengenai dua kelompok yang berada dalam strata berbeda
atas dasar adanya ketidaksamaan dalam berbagai bidang, kekuasaan, prestasi,
privilese.
Suatu bentuk
hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar kelompok
ialah hubungan mayoritas-minoritas. Kinloch mendefinisikan mayoritas sebagai
suatu kelompok kekuasaan; kelompok tersebut menganggap dirinya normal,
sedangkan kelompok lain (yang oleh kinloch dinamakan kelompok minoritas)
dianggap tidak normal serta lebih rendah karena dinilai mempunyai ciri
tertentu; atas dasar anggapan tersebut kelompok lain tersebut mengalami
exploitasi dan diskriminasi. Ciri tertentu yang dimaksudkan disini ialah ciri
fisik, ekonomi, budaya, dan perilaku. Dalam definisi kinloch ini kelompok
mayoritas di tandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak
dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok.
Menurut kinloch
mayoritas dapat saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas
sejumlah besar orang lain. Kalau kita berpegangan pada definisi ini, maka
dimasa ini masih berlakunya sistem Aparteid kelompok kulit putih direpublik
africa selatan merupakan kelompok mayoritas karena menguasai kaum kulit hitam
meskipun jumlah orang klit putih jauh lebih kecil dari pada jumlah orang kulit
hitam. Dari segi ini penting diperhatikan karena ada ilmuan sosial yang
berpendapat bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota.
Kinloch juga
mengaitkan hubungan sosial antara kelompok mayoritas dan kelompok
Minoritas. Apabila kita ingin mengkaji hubungan sosial antara kelompok maka
kita harus melihat dari beberapa dimensi :
1.Dimensi Sejarah,
mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antar kelompok.
Dapat dilihat bagaimana kontak pertama terjadi dan selanjutnya berkembang.
2.Dimensi Sikap,
mengkaji hubungan sosial antar kelompok dari dimensi sikap maka harus
dilihat dari sikap anggota kelompok terhadap kelompok lainnya. Hal ini biasanya
menyangkut masalah stereotip dan prasangka.
3.Dimensi Gerakan
Sosial, melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok
untuk membebaskan diri dari dominasi kelompok lainnya. Gerakan sosial tentunya
dipicu oleh rasa kekecewan dan penderitaan lahir dan batin. Dengan demikian,
gerakan sosial terlihat sebagai usaha untuk mengubah hubungan sosial
antar kelompok yang sudah ada atau mempertahankan tatanan yang sudah ada.
Tetapi, gerakan ini akan mengarah juga pada gerakan sosial yang negatif yang
suatu saat akan akan berubah menjadi gerakan sosial yang bersifat agresif.
4.Dimensi Perilaku,
menyagkut perilaku anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain.
Hal ini tentunya menyangkut pada perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak
sosial.
5.Dimensi Institusi,
telah mendasari hubungan antar kelompok yang meliputi institusi yang ada dalam
masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi, dll. Institusi ini dapat
memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan antar kelompok, salah
satunya dimensi sikap yang sering kali diperkuat oleh institusi sosial yang ada
dimasyarakat.
1.Pola Hubungan Antar
Kelompok
Banton, misalnya,
mengemukakan bahwa kontak antara dua kelompok ras dapat diikuti proses sebagai
berikut, yaitu :
1.Akulturasi
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan
berpadu. Contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa
dengan pemerintah colonial Belanda.
2.Dominasi
Terjadinya suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Dalam kaitannya dengan
dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses
yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu :
3.Genosida
Pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
Contohnya: pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jarman
4.Pengusiran
Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat
Sungai Jordan.
5.Perbudakan
Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.
6.Segregasi
Suatu pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa
politik apartheid.
7.Aslimilasi
Penggabungan antara
suatu kelompok dengan kelompok lain dan menimbulkan suatu kebudayaan baru, juga
menghilangkan kebudayaannya masing-masing.
3.Paternalisme
Suatu bentuk
dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Banton membedakan tiga macam masyarakat sebagai berikut:
1.Masyarakat
metropolitan (di daerah asal pendatang)
2.Masyarakat klonial
yang teridiri atas para pendatang dan sebagian masyarakat pribumi.
3.Masyarakat pribumi
yang dijajah.
4.Integrasi.
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi
tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5.Pluralisme
Pola hubungan yang mengakui dan menerima adanya “KEMAJEMUKAN” atau
“KEANEKARAGAMAN” dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan dimaksud misalnya
dilihat dari segi agama, suku, ras, adat-istiadat, dll.
Ahli lain, yakni
Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi dua pola,
berikut:
1.Pola dominasi
kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya adalah
kedatangan bangsa Eropa ke Asia, Afrika, dan Amerikan
2.Pola dominasi
kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination).
Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Prancis atas kelompok pendatang
dari Aljazair, Cina, ataupun Turki.
Penugasan !
1.Buat Skematika
atau Peta Konsep materi Diatas !
2. Jelaskan
PengertianKelompok Sosial beri contoh
nya !