Pertemuan ke 3
Kelas 11 IPS 2
Materi
Akar Masalah dan sebab-sebab
terjadinya konflik
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
konflik dalam masyarakat:
- Perbedaan Antarindividu
- Perbedaan Antarkebudayaan:
- Perbedaan Kepentingan:
- Perbedaan Etnis:
- Perbedaan Ras:
- Perbedaan Agama:
Ego masing-masing individu yang tidak
dikendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan individu lainnya,
seperti pertengkaran antar siswa di sekolah, misalnya.
Karakter seseorang dibentuk dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat, sedangkan tidak semua masyarakat memiliki kebiasaan,
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Perbedaan kebiasaan, nilai dan
norma sosial yang dianut oleh masing-masing orang atau kelompok dapat menjadi
pemicu konflik jika seluruh pihak tidak mencoba mengerti nilai dan norma satu
sama lain.
Tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda
seringkali menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antar individu dan
kelompok. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial, dan budaya. Contoh konflik yang biasanya disebabkan oleh perbedaan
kepentingan adalah pengurangan pegawai di suatu perusahaan untuk efisiensi
operasionalisasi biaya produksi. Pegawai merasa masih membutuhkan gaji tetap,
sedangkan pemilik perusahaan perlu menghemat biaya produksi untuk memaksimalkan
keuntungan.
Dalam masyarakat yang multikultural, sering
terjadi pergesekan sistem nilai dan norma sosial antara etnis yang satu dengan
etnis yang lainnya. Adanya fenomena primordialisme dan etnosentrisme yang
tumbuh pada masing-masing etnis, maka akan tumbuh pertentangan-pertentangan
yang memicu terjadinya konflik sosial. Sebagai contoh, dalam perekrutan
pegawai, masing-masing pemerintah daerah akan memprioritaskan etnisnya sendiri,
padahal di daerah tersebut masih ada etnis lain.
Konflik rasial didasari
oleh paham rasialisme atau diskriminasi ras. Di Indonesia, konflik ras terjadi
akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang menjadi minoritas,
tetapi memiliki kekuatan ekonomi yang jauh lebih besar daripada ras mayoritas.
Agama sebenarnya bukan pencetus utama terjadinya
suatu konflik sosial. Dalam banyak kasus yang sering terjadi, konflik agama
adalah dampak negatif dari rentetan konflik yang terjadi sebelumnya. Contohnya
bisa dilihat dari kasus mantan gubernur DKI Jakarta yang dijadikan tersangka
penistaan agama beberapa waktu yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar