Kelas 10 IPS 1,2,3
Materi
INDIVIDU DAN KELOMPOK ,HUBUNGAN MASYARAKAT
INDIVIDU
Individu berasal dari kata Yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri
sendiri. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tidak
dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Daroi pendapat tesebut dapat
disimpulkan bahwa individu merupakan seseorang atau pribadi orang yang
terpisah dari orang lain yang hidupnya berdiri sendiri, bersifat bebas
serta tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya ataupun oranglain.
KELOMPOK SOSIAL
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok sosial merupakan
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling
berinteraksi. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya
hubungan antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Dari
pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial
adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola
interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaannya.
Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan,
tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial.
Soerjono Soekanto (1982 : 111) mengemukakan persyaratan terbentuknya kelompok
sosial, yaitu :
1.
Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia
merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.
Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
lainnya dalam kelompok
3.
Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok
yang bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut
dapat berubah nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun
ideologi yang sama.
4.
Berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola perilaku.
Mac Iver (1961: 213) kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk
melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu
dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi
dan memilki kebersamaan tolong menolong.”
Dalam pembentukan kelompok sosial ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya adalah kepentingan yang sama, darah dan keturunan yang sama,
geografis, dan daerah asal yang sama.
HUBUNGAN SOSIAL
Dalam hubungan sosial, adanya sebuah interaksi sosial diantara masyarakat.
Interaksi antar manusia terjadi karena manusia saling membutuhkan. Interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan
antar individu, antara individu dan kelompok, atau antar kelompok (John Lewis
Gillin).
Ciri-ciri Interaksi Sosial
sebagai berikut.
1.
Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain
2.
Adanya kontak sosial dan komunikasi
3.
Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan
4.
Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial
5. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan
kebutuhan yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri kepada
kebenaran.
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial sendiri
memiliki memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu kontak sosial dapat bersifat
positif atau negatif dan kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
Sedangkan komunikasi memiliki lima unsur-unsur pokok diantaranya yaitu
komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek.
Adapun faktor-faktor pendorong interaksi sosial. Interaksi sosial dilandasi
oleh faktor psikologis yaitu :
1.
Imitasi
2.
Sugesti
3.
Identifikasi
4.
Simpati
5.
Empati
Penjelasan faktor pendorong interaksi sosial di atas dapat
dibuka di Faktor-Faktor
Interaksi Sosial
Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung di dalam dua jenis proses sosial
yaitu
1.
Proses
Asosiatif
Mengarah pada persatuan atau integrasi sosial. Proses asosiatif meliputi
bentuk-bentuk antara lain :
· Kerja
sama, sebagai usaha bersama antar individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
· Akomodasi, sebagai
keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antar individu atau antar kelompok
berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
· Asimilasi, usaha
mengurangi perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai satu
tujuan kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
· Akulturasi, berpadunya
dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak
menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.
2.
Proses
Disosiatif
Proses oposisi, cara melawan seseorang atau sekelompok orang demi meraih tujuan
tertentu. Proses sosial disosiatif memiliki tiga bentuk yaitu persaingan,
kontroversi dan pertentangan.
Status dan Peran dalam Interaksi Sosial
Status (Kedudukan)
Menurut Ralf Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga macam status :
1.
Ascribed status
2.
Achieved status
3.
Assigned status
Untuk lebih jelasnya
silahkan klik Contoh Ascribed
Status, Contoh Achieved
Status
Peran
Peran merupakan aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Peran adalah perilaku yang diharapkan oleh
pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
dengan status yang dimilikinya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak
ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.
PENGAYAAN
1.
Mengapa manusia membutuhkan adanya interaksi sejak zaman dahulu
hingga sekarang?
2.
Televisi merupakan media yang sangat mudah, cepat, dan efektif
untuk melakukan peniruan atau imitasi, maka ada anggapan bahwa tayangan
hiburan, film, dan acara lainnya di televisi seakan-akan dijadikan sumber atas
terjadinya berbagai tindak kekerasan, kejahatan, dan bentuk kriminal lainnya
yang terjadi di masyarakat. Bagaimana menurut pendapatmu? Berilah komentar!
3.
Bacalah artikel Masjid Agung Demak
sebagai Simbol Akulturasi . Selanjutnya, coba tuliskan bentuk
akulturasi dalam artikel tersebut dan bagaimana wujudnya?
Individu Kelompok Dan Hubungan Sosial
1. Individu
Dalam konsep manusia, individu sebagai makhluk yang otonom atau
berdiri sendiri. Kata individu berasal dari bahasa Latin yaitu individuum yang
berarti terbagi atau kesatuan terkecil. Jika didefinisikan, individu berarti
orang, seseorang atau perorangan. Dengan demikian, individu bersifat tunggal
dan satu kesatuan yang terbatas. Antara individu satu dengan individu lainnya
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut berupa watak dan karakteristik yang
dimiliki tiap individu yang diperoleh sejak individu tersebut dilahirkan.
Beberapa alasan yang mendorong individu membentuk masyarakat
adalah sebagai berikut
§
Faktor reproduksi atau adanya keinginan individu untuk
melanjutkan keturunannya
§
Mencari kekuatan bersama karena adanya kesadaran individu itu
lemah
§
Adanya perasaan diuntungkan ketika berhubungan dan bergabung
dengan individu lain
§
Terdapat berbagai kesamaan antarindividu, seperti keturunan,
nasib, kebudayaan, dan territorial
2. Kelompok
Hasrat manusia atau kepentingan pokok manusia yang dibawa sejak
lahir yaitu:
§
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya, dan
§
Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya
Suatu himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok
sosial jika memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
§
Memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang
bersangkutan
§
Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang
lain
§
Ada faktor pengikat yang dimiliki oleh anggota kelompok, seperti
kepentingan, tujuan, dan ideologi yang sama
§
Memiliki struktur, tujuan, dan pola perilaku yang sama
§
Bersistem dan berproses
1. Hubungan
Sosial
Hubungan sosial adalah hubungan yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hubungan sosial berarti
hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan hidup di tengah-tengah
masyarakat. Unsur mendasar dari hubungan sosial adalah interaksi sosial.
Hakikat Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling
mempengaruhi antarindividu, antara individu dan kelompok, dan antarkelompok.
Sementara itu, Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan
sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan
kelompok, atau antarkelompok.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin
terjadi tanpa kontak sosial dan komunikasi.
1. Kontak
Sosial
Kata “kontak” diturunkan dari Bahasa Latin: cum yang berarti
bersama-sama dan tangere yang berarti menyentuh. Kontak sosial memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
§
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif
§
Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder
2. Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Lima unsur pokok dalam komunikasi:
§
Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada pihak
lain
§
Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang menerima pesan
§
Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator
§
Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan
§
Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapatkan pesan dari komunikator
Sebuah hubungan dapat dikatakan sebagai interaksi sosial jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§
Adanya hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara yang
satu dengan yang lainnya.
§
Interaksi harus berpedoman kepada norma-norma atau kaidah-kaidah
sebagai acuan.
§
Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut.
§
Harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
§
Interaksi sosial bersifat positif, dinamis, dan
berkesinambungan.
Pendekatan Interaksi Sosial
Secara umum, interaksi sosial dapat terjadi antarindividu,
antara individu dan kelompok, serta antarkelompok. Interaksi sosial dapat
bersifat positif maupun negative. Interaksi sosial positif artinya saling
menguntungkan, sedangkan interaksi negatif artinya merugikan salah satu pihak
atau keduanya. Interaksi sosial dapat pula terjadi meskipun orang yang bertatap
muka tidak saling berhubungan secara verbal (lisan). Hal ini di sebabkan
masing-masing orang saling menyadari keberadaan pihak lain yang dapat
menyebabkan perubahan perasaan dan rangsangan saraf, misalnya bau keringat,
minyak wangi, atau suara sepatu orang sedang berjalan.
Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor psikologis
yaitu:
§
Imitasi, adalah tindakan meniru orang lain. Sugesti
§
Sugesti, berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau
pernyataan sikap yang dianutnya dan diterima oleh orang.
§
Identifikasi, merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
§
Simpati, merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang
lain.
§
merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
dan jiwa seseorang.
Tahap Pendekatan dan Peregangan Hubungan dalam Interaksi Sosial
§
Tahap pendekatan
Tahap pendekatan dijabarkan menjadi :
§
Tahap memulai (initiating)
§
Menjajaki (experimenting)
§
Meningkatkan (intensifying)
§
Menyatupadukan (integrating), dan
§
Mempertalikan (bonding)
§
Tahap perenggangan
Proses ini terdiri dari tahap:
§
Membeda-bedakan (differentiating)
§
Membatasi (circumscribing)
§
Memacetkan (stagnating)
§
Menghindari (avoiding), dan
§
Memutuskan (terminating)
Bentuk-bentuk Interaksi
Menurut Gillin interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis
proses sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses disosiatif. Proses
asosiatif mengarah pada persatuan atau interaksi sosial. Sebaliknya, proses
disosiatif, yang disebut juga proses oposisi, cara melawan sesorang atau
sekelompok orang demi meraih tujuan tertentu.
Proses Sosial yang Bersifat Asosiatif
§
Kerja sama
Kerja sama didefinisikan sebagai usaha bersama antarindividu
atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan pelasksanaannya, kerja sama memiliki lima bentuk:
§
Kerukunan atau gotong royong
§
Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
§
Kooptasi, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara menghindari
konflik yang dapat mengguncang organisasi
§
Koalisi, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama
§
Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek
tertentu
§
Akomodasi
Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan
sebagai proses. Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi
antarindividu atau antarkelompok berkaitan dengan nilai dan norma yang berlaku.
Akomodasi sebagai proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
pertentangan agar tercipta keseimbangan.
Berikut beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut:
§ Menghasilkan sintesis atau titik temu antara beberapa pendapat
yang berbeda agar menghasilkan suatu pola baru.
§
Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara
§ Mengadakan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah akibat
faktor sosial dan
psikologis atau kebudayaan.
§
Mengusahakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah
Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk,
yaitu:
§
Koersi, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan
secara fisik maupun psikologis
§
Kompromi, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
§
Arbitrase, yaitu cara untuk mencapai kompromi apabila
pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangn
diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak tersebut.
§
Mediasi, hampir menyerupai arbitrase. Dalam proses mediasi,
kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak memiliki
wewenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
§
Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan.
§
Toleransi, bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan
formal
§
Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki
kekuatan yang seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian
tersebut.
§
Ajudikasi, yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan
§
Segregasi, yaitu bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak
memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.
§
Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat
dalam konflik karena mengalah.
§
Subjugation atau domination, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak
yang kuat meminta pihak yang lebih lemah menaatinya.
§
Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan
suara terbanyak dalam voting.
§
Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang
diterima dengan senang hati oleh pihak minoritas.
§
Konversi, yaitu penyelesaian konflik ketika salah satu pihak
bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
§
Gencatan senjata, yaitu penundaan permusuhan dalam jangka waktu
tertentu.
§
Asimilasi
Asimilasi merupakan usaha mengurangi perbedaan antarindividu
atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan
tujuan bersama. Dalam asimilasi terjadi proses identifikasi diri dengan
kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok melakukan asimilasi, maka
batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu
kelompok yang baru.
Faktor-faktor yang mempermudah proses asimilasi sebagai berikut:
§
Sikap toleransi
§
Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi
§
Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
§
Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
§
Persamaan unsur kebudayaan
§
Perkawinan campuran (amalgamasi)
§
Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya, faktor-faktor yang menghalangi proses asimilasi
sebagai berikut:
§
Terisolasinya kehidupan satu golongan tertentu dalam masyarakat
§
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
§
Adanya perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi
§
Adanya perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi
§
Adanya perasaan bahwa suatu kebudayaan atau golongan atau
kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok yang
lain
§
Adanya in group feeling yang kuat
§
Adanya gangguan golongan mayoritas terhadap golongan minoritas
§
Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan
pribadi
§
Akulturasi
Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian
masing-masing.
Proses Sosial yang Bersifat Disosiatif
Proses sosial disosiatif atau oposisi dibedakan ke dalam tiga
bentuk, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.
1. Persaingan
Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai
tujuan tertentu. Salah satu ciri dari persaingan adalah perjuangan yang
dilakukan secara damai dan sportif (fair play), artinya persaingan selalu
menjunjung tinggi batasan dan aturan.
2. Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan. Perang dingin merupakan salah satu
contoh kontravensi karena tujuannya membuat lawan tidak tenang atau resah.
Dalam hal ini lawan tidak diserang secara fisik tetapi secara psikologis.
3. Pertentangan
Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau
kelompok sosial untuk memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
Bisanya, konflik disertai dengan ancaman atau kekerasan. Pertentangan tidak
selalu bersifat negatif. Pertentangan juga dapat menjadi alat untuk
menyesuaikan norma-norma yang telah ada dengan kondisi baru yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
Hubungan Individu dengan Kelompok
Secara umum, interaksi sosial dapat terjadi antarindividu,
antara individu dan kelompok, serta antarkelompok.
§
Hubungan sosial antarindividu
§
Hubungan sosial antara individu dengan kelompok
§
Hubungan sosial antarkelompok, menurut Kinloch, hubungan
antarkelompok memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
§
Kriteria fisiologis, didasarkan pada persamaan jenis kelamin,
usia, dan ras
§
Kriteria kebudayaan, diikat oleh persamaan budaya, seperti
kelompok etnik suku bangsa, ataupun persamaan agama
§
Kriteria ekonomi, dibedakan antara mereka yang memiliki
kekuasaan ekonomi dan yang tidak
§
Kriteria perilaku, didasarkan pada cacat fisik, cacat mental,
dan penyimpangan terhadap aturan masyarakat
Hubungan antara keteraturan sosial dan interaksi sosial
Keteraturan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
harus diusahakan oleh setiap warga. Keteraturan sosial merupakan hubungan yang
selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial.
Artinya, hak dan kewajiban direalisasikan dengan nilai dan norma atau tata
aturan yang berlaku. Keteraturan sosial bukanlah suatu keadaan statis karena
masyarakat pada dasarnya bersifat dinamis, oleh karena itu harus senantiasa di
usahakan.
Menurut proses terbentuknya, keteraturan sosial terjadi melalui
tahap-tahap berikut.
§
Tertib sosial (social order), yaitu suatu kondisi kehidupan
masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur ditandai dengan setiap individu
bertindak sesuai hak dan kewajibannya.
§
Order yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang,
diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat
§
Keajegan yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak
berubah sebagai hasil dari hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial
yang berlangsung terus menerus.
§
Pola yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi
sosial dan dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola
dapat dicapai ketika keajegan tetap terpelihara atau teruji dalam berbagai
situasi.
Tertib sosial warga Menghasilkan order (adat-istiadat), yaitu
perilaku tertentu yang diikuti oleh hampir sebagian anggota masyarakat. Order
ini kemudian menjadi keajegan dalam masyarakat. Keajegan dalam perilaku
masyarakat tersebut kemudian menghasilkan pola. Akhirnya, terciptalah
keteraturan sosial dalam kehidupan masyarakat.
1. Status
dan Peran dalam Interaksi Sosial
Status dan peran seseorang mempengaruhi cara atau bentuk
interaksi sosialnya.
Status (kedudukan)
Merupakan posisi seseorang secara umum di masyarakat dalam
hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut lingkungan
pergaulannya, prestise, hak-hak dan kewajibannya.
Menurut Ralf Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga
macam status:
§
Ascribed
status, merupakan status seseorang yang dicapai dengan sendirinya
tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut dapat
diperoleh sejak lahir.
§
Achieved
status, merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha
yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi
tergantung pada kemampuan individu dalam mencapai tujuannya. Jenis status ini
bersifat terbuka bagi siapa saja.
§
Assigned
status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain.
Assigned status berhubungan erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok
atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang
berjasa.
Dalam kenyataan masyarakat, seseorang dapat mempunyai beberapa
status. Bahkan dalam waktu bersamaan dia dapat menjalankan beberapa status
sekaligus. Beragam status yang dimiliki seseorang tersebut dapat menimbulkan
pertentangan atau konflik status (status konflik).
1. Peran
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran
adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status
dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan tidak
ada status tanpa peran. Sama seperti status, peran dapat dimiliki manusia sejak
lahir atau diperoleh dari lingkungan sosial. Peran-peran tersebut harus
dilaksanakan sekaligus. Di sinilah akan terjadi konflik peran.
§
Lembaga Sosial
Istilah lembaga sosial merupakan terjemahan
dari istilah Bahasa Inggris social
institution yang merujuk pada dua pengertian, yakni sistem
nilai dan norma-norma sosial serta bentuk atau organ sosial. Koentjaraningrat
lebih mengutamakan sistem nilai dan norma sehingga menerjemahkan social institution sebagai
pranata sosial. Sementara itu, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
menerjemahkan social institution sebagai
lembaga kemasyarakatan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa lembaga
sosial berkaitan dengan hal-hal berikut:
§
Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan
memengaruhi
§
Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan
sesuai dengan kebutuhan hidup
§
Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat
agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur
Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial
Proses sejumlah norma menjadi lembaga sosial
disebut pelembagaan atau institusionalisasi. Proses
tersebut memakan waktu lama dan juga melalui internalisasi (penyerapan)
dalam kebaisaan masyarakat. Secara garis besar, timbulnya lembaga sosial dapat
diklasifikasikan ke dalam dua cara berikut:
§
Secara Tidak Terencana, artinya lembaga sosial tersebut lahir
secara bertahap (berangsur-angsur) dalam praktik kehidupan masyarakat.
§
Secara Terencana, artinya lembaga sosial muncul melalui suatu
perencanaan yang matang oleh seorang atau sekelompok orang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang.
Fungsi Lembaga Sosial
§
Fungsi manifest (nyata) adalah fungsi lembaga sosial yang
disadari dan menjadi harapan banyak orang
§
Fungsi laten adalah fungsi lembaga sosial yang tidak disadari
dan bukan menjadi tujuan utama banyak orang. Dengan kata lain, fungsi laten
adalah fungsi yang tidak tampak di permukaan dan tidak diharapkan masyarakat
tetapi ada.
Karakteristik Lembaga Sosial
§
Memiliki symbol sendiri
§
Memiliki tata tertib dan tradisi
§
Usianya lebih lama
§
Memiliki alat kelengkapan
§
Memiliki ideology
§
Memiliki tingkat kekebalan/daya tahan
Tipe-tipe Lembaga Sosial
Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, tipe lembaga
sosial dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
sudut perkembangannya
§
Crescive
institution, yaitu lembaga sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari
adat istiadat masyarakat
§
Enacted
institution, yaitu lembaga sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu
2. Berdasarkan
sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
§
Basic
institution, yaitu lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
§
Subsidiary
institution, yaitu lembaga sosial yang berkaitan dengan hal yang
dianggap oleh masyarakat kurang penting, seperti rekreasi.
3. Berdasarkan
sudut penerimaan masyarakat
§
Approved dan sanctioned institution, yaitu
lembaga sosial yang diterima oleh masyarakat
§
Unsanctioned
institution, yaitu lembaga sosial yang ditolak masyarakat meskipun
masyarakat tidak mampu membrantasnya karena alasan tertentu.
4. Berdasarkan
sudut penyebarannya
§
General
institution, yaitu lembaga sosial yang dikenal dan diterima oleh sebagian
besar masyarakat di dunia.
§
Restricted
institution, yaitu lembaga sosial yang hanya dikenal oleh masyarkat
tertentu
5. Berdasarkan
sudut fungsinya
§
Operative
institution, yaitu lembaga sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau
cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang
bersangkutan
§
Regulative
institution, yaitu lembaga sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat
atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat
Jenis-jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak. Dalam kehidupan di masyarakat, kita mengenal tiga macam bentuk
keluarga yaitu:
§
Keluarga inti (keluarga batih, somah, nuclear
family), yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum
menikah.
§
Keluarga besar (extended family)
merupakan ikatan keluarga dalam satu turunan yang terdiri atas kakek, nenek,
ipar, paman, anak, cucu, dan sebagainya.
§
Keluarga polygamous terdiri
dari beberapa keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga
.
Proses Terbentuknya Keluarga
Pada umumnya, keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah
menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini
§
Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita
§ Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan sosial
yang lebih intim, kemudian terjadi proses perkawinan.
§
Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan, kemudian
terbentuklah keluarga inti.
Tujuan Perkawinan
§
Untuk mendapat keturunan
§
Untuk meningkatkan derajat dan status sosial seseorang baik pria
maupun wanita
§
Mendekatkan kembali hubungan keluarga yang sudah renggang
§
Agar harta warisan tidak jatuh ke tangan orang lain
Manfaat atau Hikmah Perkawinan
§
Terpeliharanya kehormatan
§
Menghubungkan tali persaudaraan dan memperbanyak keluarga
§
Membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera
Bentuk-bentuk Perkawinan
1. Menurut
jumlah suami atau istri
§
Monogamy (mono berarti satu, gamos berarti kawin), yaitu
perkawinan antara satu orang laki-laki dan satu orang wanita
§
Poligami (poli berarti banyak) yaitu perkawinan antara satu
orang laki-laki atau wanita dan lebih dari satu wanita atau laki-laki. Dengan
kata lain, beristri atau bersuami lebih dari dari satu orang. Poligami dibagi
menjadi dua
§
Poligini, yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari satu orang
wanita.
§
Poliandri, yaitu seorang wanita bersuami lebih dari satu orang
laki-laki.
1. Menurut
asal suami atau istri
§
Endogamy ialah perkawinan di lingkungan sendiri, misalnya dalam
satu klan, etnism atau kerabat
§
Eksogami ialah perkawinan yang dilakukan di luar lingkungan
keluarga sendiri
1. Menurut
hubungan kekerabatan
§
Cross cousin (sepupu silang), yaitu perkawinan antara saudara
sepupu
§
Parallel cousin (sepupu sejajar), yaitu perkawinan antara pria
dan wanita di mana ayah atau ibu mereka bersaudara.
1. Menurut
pembayaran mas kawin
Pada masyarakat tertentu, sebuah perkawinan baru direstui oleh
pihak keluarga wanita setelah keluarga pria menyerahkan mahar atau mas kawin
sebagai tanda kesungguhan.
Pola Menetap Sesudah Perkawinan
§
Patrilokal (virilokal), yaitu pasangan suamu istri bertempat
tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami.
§
Matrilokak (otorilokal), yaitu pasangan suami istri bertempat
tinggal di sekitar kerabat istri
§
Bilokal, yaitu pasangan suami istri menetap secara bergantian
antara kerabat istri dan kerabat suami
§
Neolokal, yaitu pasangan suami istri bertempat tinggal di tempat
yang baru
§
Avunkulokal, pasangan suami istri menetap di rumah saudara
laki-laki ibu (paman) dari pihak suami
§
Natalokal, yaitu suami dan istri tidak tinggal di tempat yang
sama tetapi tinggal di tempat kelahirannya masing-masing dan hanya bertemu
untuk waktu yang relative pendek
§
Utrolokal, yaitu pasangan suami istri bebas menentukan tempat
tinggalnya
§
Komonlokal, yaitu pasangan suami istri bertempat tinggal dalam
kelompok yang terdiri dari orang tua kedua belah pihak
Fungsi Keluarga
§
Fungsi reproduksi
§
Fungsi sosialisasi
§
Fungsi afeksi/kasih saying
§
Fungsi ekonomi
§
Fungsi pengawasan sosial
§
Fungsi proteksi (perlindungan)
§
Fungsi pemberian status
Susunan Keluarga
§
Bentuk keluarga bilateral. Keluarga bilateral (Cognatic Descent)
menghitung hubungan keluarga melalui pihak ayah maupun ibu
§
Bentuk keluarga unilateral (unilineal). Keluarga unilateral
menghitung garis keluarga dari satu pihak saja, yaitu dari garis ayah atau ibu.
Dari garis ayah disebut patrilineal, sedangkan dari garis ibu disebut matrilineal.
2. Lembaga
Pendidikan
Fungsi lembaga pendidikan
§
Fungsi manifest (nyata)
§
Fungsi laten (tidak disadari)
Menurut David Popenoe (1971), ada empat macam fungsi pendidikan:
§
Transmisi (pemindahan) kebudayaan masyarakat
§
Memilih dan mengajarkan peran sosial
§
Sekolah mengajarkan corak kepribadian
§
Sumber inovasi baru
3. Lembaga
Politik
Keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan
dan wewenang yang ada dalam masyarakat dinamakan lembaga politik. Lembaga
politik berkaitan dengan masalah-masalah bentuk Negara, bentuk pemerintahan,
dan bentuk kekuasaan, serta sistemnya.
§
Bentuk Negara
§
Negara Kesatuan
§
Negara Federasi atau Serikat
§
Bentuk Pemerintahan
§
Republik
§
Monarki
§
Kekaisaran
§
Bentuk Kekuasaan
§
Kekuasaan karismatik
§
Tradisi atau keturunan
§
Pemberian secara formal
Fungsi Lembaga Politik
§
Memelihara ketertiban di dalam
§
Menjaga keamanan di luar
§
Mengusahakan kesejahteraan umum
§
Mengatur proses politik
4. Lembaga
Ekonomi
Menurut Kornblum (1988), penelitian terhadap institusi ekonomi
difokuskan pada pokok bahasan pasar dan pembagian kerja, interaksi antara
pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pekerjaan.
Pola-pola Politik Ekonomi
§
Pola feodalisme
§
Sistem merkantilisme
§
Sistem kapitalisme
§
Sistem komunisme
§
Sistem sosialisme
Tujuan dan Fungsi Lembaga Ekonomi
§
Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
§
Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang (barter)
§
Memberikan pedoman tentang harga jual beli
§
Memberikan pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
§
Memberikan pedoman tentang cara pengupahan
§
Memberikan pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
§
Memberi identitas diri bagi masyarakat
Struktur Lembaga Ekonomi
§
Sektor agraris
§
Sektor industri
§
Sektor perdagangan
5. Lembaga
Agama
Dalam hal ini agama diartikan dengan istilah religion. Menurut
Durkheim (1966), agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal suci atau sacral. Kepercayaan
dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu
komunitas moral yang dinamakan umat.
Durkheim menjelaskan bahwa semua agama membagi semua benda yang
ada di bumi ini, baik yang berwujud nyata maupun ideal, ke dalam dua kelompok
yang saling bertentangan, yaitu hal yang bersifat profane dan suci, atau
duniawi dan Ilahi.
Fungsi Agama
Menurut Durkheim (1966), fungsi agama adalah untuk menggerakkan
dan membantu kita untuk hidup, dari segi makro, agama dapat menjalankan fungsi
positif karena memenuhi keperluan masyarakat untuk secara berkala menegakkan
dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan
dan persamaan umat.
Secara rinci, fungsi agama sebagai berikut
§ Sebagai sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
§ Mengatur tata cara hubungan antarmanusia dan manusia dengan
Tuhan
§Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah untuk
menghindari perilaku menyimpang
§
Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan
seseorang untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.
§
Pedoman perasaan keyakinan
§
Pedoman keberadaan
§
Pengungkapan keindahan
§
Pedoman rekreasi dan hiburan
§
Memberikan identitas
Penugasan
1. Sebutkan
alasan yang mendorong individu untuk membentuk masyarkat!
2. Sebutkan
syarat- syarat agar dapat dikatakan sebagai kelompok sosial!
3. Jelaskan
hakikat interaksi sosial!
Mutia Az Zahra
BalasHapusX IPS 3
Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial Dalam Masyarakat
Individu berasal dari kata Yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tidak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.