Pertemuan ke 1
Kelas 12 IPS 2
A. Kompetensi Inti
·
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
·
KI 3:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
·
KI4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
3.4 Mendeskripsikan
cara melakukan strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan
nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi.
|
·
Menjelaskan pengertian pemberdayaan kornunitas.
·
Menyebutkan tujuan pemberdayaan kornunitas.
·
Menguraikan pendekatan pemberdayaan kornunitas.
·
Menyebutkan kelebihan dan kekurangan pemberdayaan
kornunitas.
·
Menguraikan kendala pemberdayaan komunitas.
|
4.4 Merancang,
melaksanakan, dan melaporkan aksi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan
nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi.
|
·
Mempresentasikan pengertian pemberdayaan komunitas.
·
Mengomunikasikan basil pengamatan tentang tujuan
pemberdayaan komunitas.
·
Menyampaikan hasil diskusi tentang pendekatan
pemberdayaan komunitas.
·
Menyajikan kesimpulan basil evaluasi tentang kelebihan
dan kekurangan pemberdayaan komunitas.
·
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang kendala
pemberdayaan komunitas.
|
3.5 Mengevaluasi
aksi pemberdayaan komunitas sebagai bentuk kemandirian dalam menyikapi
ketimpangan sosial.
|
·
Mendeskripsikan konsep kearifan lokal.
·
Menjelaskan pemberdayaan kornunitas dalam masalah
sosial berdasarkan kearifan lokal.
·
Menguraikan pemberdayaan komunitas berlandaskan
kearifan lokal.
|
4.5 Mengelaborasikan
berbagai alternatif pemberdayaan sosial yang diperlukan untuk mengatasi
ketimpangan sosial di masyarakat.
|
·
Mengomunikasikan basil studi pustaka tentang konsep
kearifan lokal.
·
Menyajikan kesimpulan hasil evaluasi tentang
pemberdayaan komunitas dalam masalah sosial berdasarkan kearifan lokal.
·
Menyajikan laporan tentang pemberdayaan komunitas
berlandaskan kearifan lokal.
|
C. Tujuan
PembelajaranSetelah
mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat::
·
Menjelaskan
pengertian pemberdayaan kornunitas.
·
Menyebutkan
tujuan pemberdayaan kornunitas.
·
Menguraikan
pendekatan pemberdayaan kornunitas.
·
Menyebutkan
kelebihan dan kekurangan pemberdayaan kornunitas.
·
Menguraikan
kendala pemberdayaan komunitas.
·
Mendeskripsikan
konsep kearifan lokal.
·
Menjelaskan
pemberdayaan kornunitas dalam masalah sosial berdasarkan kearifan lokal.
·
Menguraikan
pemberdayaan komunitas berlandaskan kearifan lokal.
D.
Materi
Pembelajaran
·
Pemberdayaan
komunitas berbasis kepemilikan lokal dan partisipasi warga masyarakat
·
Partisipasi
masyarakat lokal, atau warga masyarakat,
dalam pemberdayaan masyarakat, atau perbaikan kehidupan sosial atau
publik
·
Aktivitas
pemberdayaan komunitas
·
Evaluasi
dan hikmah pembelajaran dari aktivitas pemberdayaan komunitas
Kearifan Lokal
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional.
Contoh: hampir di setiap budaya lokal di
Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi,
etos kerja, dan seterusnya.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Kelangsungan
kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat
tertentu.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa,
terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal
bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya
nasional.
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan
hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan
ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).
Contoh: kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah
menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka
menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.
Pemberdayaan
Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat
kedinamisan yang berbeda dalam menghadapipengaruhdari\luar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan
sosial, sehingga diperlukanupayauntukmengatasinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakankomunitas\berbasiskearifanlokal.
Hal-halyangperludiperhatikandalampemberdayaankomunitasasli:
Menghormatidanmenjunjungtinggihakasasimanusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yangdiselenggarakanolehILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakankomunitas\berbasiskearifanlokal.
Hal-halyangperludiperhatikandalampemberdayaankomunitasasli:
Menghormatidanmenjunjungtinggihakasasimanusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yangdiselenggarakanolehILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Meniadakanmarginalisasimasyarakataslidalampembangunannasional.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
PemberdayaaKomunitas
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Pemberdayaan Komunitas: suatu proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki
situasi dan kondisi diri sendiri. (Hatu, 2010)
Contohprogrampemberdayaankomunitasyangdimasyarakatadalah :
PNPMMandiri
LSM
PLP-BK
Contohprogrampemberdayaankomunitasyangdimasyarakatadalah :
PNPMMandiri
LSM
PLP-BK
Pemberdayaan komunitas sejalan dengan
konsep Community Development, yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka
meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan
berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.
Proses=pemberdayaanmengandungduakecenderungan:
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agarindividulebihberdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agarindividulebihberdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Kecenderungan kedua (kecenderungan sekunder) menekankan pada
proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya
melalui proses dialog.
ArahPemberdayaanKomunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosialdapatdiminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosialdapatdiminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ciri-ciriwargamasyarakatberdaya:
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisiperubahankedepan)
Mampumengarahkandirinyasendiri
Memilikikekuatanuntuberunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawabatastindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisiperubahankedepan)
Mampumengarahkandirinyasendiri
Memilikikekuatanuntuberunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawabatastindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.
TujuandanPendekatandalamPemberdayaanKomunitas
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah: untuk membentukindividudanmasyarakatmenjmandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang
dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Tujuan pemberdayaan komunitas:
1.
Peningkatan standar
hidup
2.
Meningkatkan percaya
diri
3.
Peningkatan kebebasan
setiap orang
Pemberdayaankomunitasdapatdilihatdari2sudutpandang:
PendekatanDeficitBased
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahanmasalahtersebut
PendekatanStrengthBased
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
PendekatanDeficitBased
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahanmasalahtersebut
PendekatanStrengthBased
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kelebihan Pemberdayaan
Komunitas
1.
Memudahkan dalam
koordinasi antarindividu
2.
Antarindividu dapat
saling memberi semangat dan motivasi.
3.
Mampu meningkatkan
kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
4.
Mampu meningkatkan dan
memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun
sosial.
5.
Penggunaan sumber daya
alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
6.
Proses pembangunan
lebih demokratis dan aspiratif karena melibatkan banyak orang.
Kekurangan
Pemberdayaan Komunitas
1.
Sering terjadi
perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul
konflik baru.
2.
Tingkat partisipasi
setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
3.
Tingkat sumber daya
manusia berbeda-beda
4.
Keberhasilan
pemberdayaan komunitas bergantung individu yang bergabung di dalamnya.
5.
Kurangnya kemampuan
masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
6.
Kegiatan pemberdayaan
selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja.
7.
Ketergantungan sumber
dana dari luar.
Kendala dalam
Pemberdayaan Komunitas
1.
Kurangnya komitmen
dari masyarakat, karena kurangnya pemahaman
2.
Kendala perilaku
masyarakat, contohnya etos masyarakat
3.
Diversifikasi pola
kehidupan masyarakat, meliputi kebudayaan, sosial, ekonomi, kondisi geografis.
4.
Kurangnya monitoring
dan data yang berkualitas
5.
Indikator yang tidak
tepat.
6.
Kurangnya koordinasi
7.
Sistem administrasi
yang terlalu birokratis: terlalu banyak pengaturan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan
komunitas asli:
§ Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
§ Komitmen global terhadap pembangunan sosial
masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
§ Isu pelestarian lingkungan dan menghindari
keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
§ Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam
pembangunan nasional.
§ Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat
setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program
penanggulangan permasalahan sosial.
Pengayaan..!
1. jelaskan faktor penyebab meredupnya
nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia?
2. jelaskan menurut
pendapat anda apa fungsi kearifan lokal bagi kelestarian lingkungan. dan
berikan contohnya?
3.
apa yang akan terjadi
apabila globalisasi secara terus-menerus mengikis kearifan lokal yang ada?
jeaskan pendapat anda dan sebutkan solusi yang jitu untuk mengatasi persoalan
tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar