Kelas 10 IPS 3
materi
Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
1.
Stratifikasi sosial tertutup
Adalah bentuk
stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan mobilitas
vertical. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif,
contohnya system kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal.
2.
Stratifikasi Sosial Terbuka
Bersifat demokratis.
Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata dapat
bebas berpindah strata sosial, baik vertical maupun horizontal. Walaupun
kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat, kemungkinan untuk
berpindah strata slalu ada. Contoh doctor, pengusaha atau guru
3.
Stratifikasi Sosial Campuran
merupakan kombinasi
antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Missal seseorang yang memiliki
kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.
Fungsi Stratifikasi Sosial
1 Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
2 Menjadi system
pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan
3
Kriteria system pertentangan dan persaingan
4
Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan
1 Penentu tingkat mudah dan
sukarnya bertukar kedudukan
2 Alat solidaritas diantara
individu-individu atau kelompok yang menduduki system sosial yang sama dalam
masyarakat.
Perwujudan dari stratifikasi
sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari segi ekonomi,
sosial dan politik
Ekonomi
Pembagian kelas dalam
masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
1 Kelas atas terdiri dari
kelompok orang-orang kaya
2 Kelas menengah terdiri dari
kelompok orang-orang yang berkecukupan
3 Kelas bawah terdiri dari
kelompok orang miskin
Sosial
Merupakan sistem
penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status seseorang dalam
masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih memilih
menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan secara
sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.
Politik
Pelapisan masyarakat
didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan
seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang memiliki wewenang
atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas. Kelompok ini
mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislative. Pembagian jenis ini
terlihat pula pada hierarki militer.
Sistem Stratifikasi yang Ada di
Indonesia
1.
Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Pembagian kelas
berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat pertanian di
Pulau Jawa
Masyarakat pertanian
pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal bakal), yaitu orang
yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan
pertanian. Bisaanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang dituakan.
Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan
keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya karena keuletan dan
kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli kenceng. Golongan ketiga
adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya
cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo). Golongan yang keempat (buruh tani)
adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun bekerja disektor pertanian.
1.
Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal
Pola dasar masyarakat
feudal :
1.
Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus
ditaati dan dihormati oleh rakyatnya
2.
Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum
feudal) dan lapisan dibawahnya, yakni rakyatnya
3.
Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum
feudal merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus
hidup menghamba dan selalu dalam posisi dibawah
4.
Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu
kaum feudal memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung
sewenang-wenang
5.
Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi
tertutup
Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta
Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh
Lapisan Sosial
Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan
1.
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
1.
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
1.
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
Berdasarkan Kriteria Profesi
Berdasarkan
Kriteria Ekonomi
KonsekuensiStratifikasiSosial
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhigayahidup(lifestyle).
–Pakaian:modelpakaiandanperlengkapanbusana
–Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraandanperabotrumahtangganya.
– Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
–MakananSeleradanjenismakanan
–Gelar,Pangkat,atauJabatan
– Hobi dan Kegemaran
D Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1.Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukansecaraadil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukansecaraadil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :
a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan yang setara
E. Harmoni Sosial
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
F. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Dinamika Masyarakat Indonesia
Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukan bahwa potensi konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan kemapanan
Mewujudkan Masyarakat Multikultural
Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Multikulturalisme tidak
hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga kesederajatan
antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada
sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak
ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan
adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan merupakan jantung dari
multikulturalisme.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi. Namun demikian, idealism masyarakat multikultural dalam kenyataannya menemui banyak hambatan, diantaranya :
1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik
2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara mengenai kebudayaan penduduk asli
Manfaat masyarakat multicultural
a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar