kelas 12 IPS 1
Mater
PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seringkali melibatkan perencanaan, pengkoordinasian dan pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial (social well-being) masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif, pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa actor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor serta instansi terkait, yang saling bekerjasama mulai dari perancangan, pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut. membangun masyarakat dan memberdayakan raktyat dapat dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan yang perumusannya dilakukan melalui perancangan program. Hakekat perencanaan sosial adalah tiga tema yang akan dibahas dalam bahan ajar berikut.
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam : mengetahui prencanaan program pemberdayaan masayrakat
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat adalah mahasiswa mampu memahami tentang pemberdayaan masyarakat meliputi : hakikat perencanaan, dan model perencanaan program pemberdayaan masyrakat
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
- Hakikat perencanaan pemberdayaan masyarakat
- Model perencanaan program pemberdayaan masyarakat
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada.
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
- Memahami perencanaan pemberdayaan masyarakat
- Menjelaskan hakikat perencanaan pemberdayaan masarakat
- Menjelaskan tentang model perencanaan program pemberdayaan masyarakat
B. Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan teknik pemberdayaan masyarakat meliputi; hakikat perencanaan pemberdayaan masyarakat dan model perencanaan program pemberdayaan masayrakat
C. Materi
1. Hakekat Perencanaan
Ketika menjadi analisisi kebijakan internasional di Central European Univesity , Hongaria dari tahun 2003 sampai dengan 2004, penulis bertemu dengan Nicholas White, direktur Crisis Group International , sebuah NGO yang berpusat dibelgia. Dalam sebuah pertemuan ilmiah di jantung Budapest, dia menyatakan; ‘if we fail to plan, we plan to fail’. Nicholas benar. Jika kita gagal merencanakan, kita merencanakan kegagagaln. Perencanaan adalah sebuah proses yang penting dan menentukan keberhasilan suatu tindakan. Perencanaan pada hakekatnya merupakan usaha secara sadar, terorganisir dan terus menerus dilakukan guna memilih alternative yang terbaik dari sejumlah alternative yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan juga dapat di artikan sebagai kegiatan imiah yang melibatkan pengolahan fakta dan situasi sebagai mana adanya yang ditunjukkan untuk mencari jalan keluar dan memecahkan maslah. Perencanaan sosial mula pertama digunakan dinegara-negara maju seperti di Eropa Barat dan Amerika utara. Menurut pengertian yang diberikan oleh PBB, perencanaan sosial meliputi;
Dengan dikian, perencanaan program pelayanan sosial pada dasarnaya menunjuk pada kegiatan-kegiatan pelayanann kesejahteraan sosial yang umumnya mencakup; bimingan keluarga, pendidikan orangtua, perawatan sehari-hari, kesejahteraan anak, perawatan manusia lanjut usia, rehabilitasi penyandang cacat dan narapidana, pelayanan bagi pengungsi, kegiatan kelompok remaja, pelayanan kesehatan, kegiatan persekolahan, dan perumahan (Marjuki dan Suharto, 1996).
2. MODEL PERENCANAAN
Prinsip-prinsip dalam perencanaan program sangat tergantung pada manunisi dan tujuan dari perencanaan sosial itu sendiri. Asumsi dan tujuan perencanaan sosial tidak ada yanbg seragam, melainkan tergantung pada model perencanaan yang dipillih. Oleh karena itu untuk memahami prinsip-prinsi dalam perencanaan sosial dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap model-model perencanaan sosial. Sedikitnya ada empat model perencanaan sosial yang memuat prinsip-prinsip perencanaan secara trersendiri (Gilbert dan Specht, 1997).
A. Model Rasional Komprehensif
Model perencanaan ini merupakan model yang poaling terkenal dan luas diterima oleh pembuat keputusan. Prinsip utama dalam model ini adalah bahwa perencanaan merupakan suau proses yang teratur dan logis sejak dari diagnosisi masalah hinga sampai pada pelaksanaan kegiatan atau penerapan program. Model ini sangat menekan pada aspek teknis metododlogis yang didasarkan atas fakta-fakta, teori dan nilai-nilai tertentu yang relevan. Dalam model ini masalah yang ditemukan harus didiagnosisi, ditentukan pemecahannya melalui perancangan program yang komprehensif, kemudian diuji efektivitasnya sehingga diperoleh cara pemecahan maslah dan pencapaian tujuan yan baik.
Namun demikian, beberapa ahli menunjukkan beberapa kelemahan yang melekat pada model ini (winarno, 2002):
Kekurangan yan ada pada mmodel raisonal komprehensif melahirkan model inkramental atau model penambahan (incremental) . pronsi utama model ini mensyaratkan bahwa perubahan-perubahan yang diharapkan perecanaan tidak bersifat radikal, melainkan hanya perubahan-perubahan kecil saja atau penambahan-penambahan pada aspek-aspek program yang sudah ada. Prinsip ini berbeda dengan model pertama yang menekankan perubahan-perubahan fundamental. Model ini menyaranakan bahwa perencanaan tidak perlu menentukan tujuan-tujuan dan kemudian menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapainya.
Yang diperlukan adalah menentiikan pilihan terhadap kebijakan A dan B yang sama-sama akan menghasilkan a, b, dan c dalam ukuran yang sma. Namun demikian A dapat menghasilkan d yang lebih besar daripada atau lebih banyak daripada B,. sedangkan B menghasilkan e yang lebih besar daripada A. maka untuk memilih kebijakan A dan B caranya adalah dengan membnadingkan perbedaan antara d dan e saja, serta menentukan yang mana yang harus dikorbankan.
C. Model Pengamatan Terpadu
Model pengamatan trpadu atau oenyelidikan campuran, dikembangkan oleh amitai etzioni melalui karyanya Mixced scaning; A thord approach to decusion making ynag dimuat dalam jurnal Administration Review, XXVII pada Desember 1967. Model ini merupakan jalan tengah dari model pertama dan kedua yang memadukan unsure-unsur yang terdapat pada kedua pendekaan diatas, yakni mengenai keputusan fundamental dan incremental. Keputusan yang fundamental dilakukan dengan menjajaki alernatif-alternatif utama dihubungkan dengan tujuan. Tetapi tidak seperrti pendekatan rasional, hal-hal yang detail dan spesifikasi diabaikan dengan pandangan yang menyeluruh dapat diperoleh. Sementara itu, keputusan-keputusan yang bersifat tambahan atau inkrimental dibuat didalam konteks yang ditentukan oleh keputusan-keputusan fundamental. Dengan demikian, masing-masing unsure dapat mengurangi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada unsure lainnya
D. Model Transaksi
Prinsip utama model ini menekankan bahwa perencanaan melibatkan proses interaksi dan komunikasi antara perencana dan para penerima pelayanan. Oleh karena itu, model ini menyarankan bahwa perencanaan harus dapat menutup jurang komunikasi antara perencana dan penerima pelayanan yang membutuhkan perencanaan program. Caranya dapat dilakukan dengan mengadakan transaksi yang bersifat pribadi, baik lisan maupun tulisan secara menerus diantara mereka yang terlibat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan teknik pemberdayaan masyarakat meliputi; hakikat perencanaan pemberdayaan masyarakat dan model perencanaan program pemberdayaan masayrakat
C. Materi
1. Hakekat Perencanaan
Ketika menjadi analisisi kebijakan internasional di Central European Univesity , Hongaria dari tahun 2003 sampai dengan 2004, penulis bertemu dengan Nicholas White, direktur Crisis Group International , sebuah NGO yang berpusat dibelgia. Dalam sebuah pertemuan ilmiah di jantung Budapest, dia menyatakan; ‘if we fail to plan, we plan to fail’. Nicholas benar. Jika kita gagal merencanakan, kita merencanakan kegagagaln. Perencanaan adalah sebuah proses yang penting dan menentukan keberhasilan suatu tindakan. Perencanaan pada hakekatnya merupakan usaha secara sadar, terorganisir dan terus menerus dilakukan guna memilih alternative yang terbaik dari sejumlah alternative yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan juga dapat di artikan sebagai kegiatan imiah yang melibatkan pengolahan fakta dan situasi sebagai mana adanya yang ditunjukkan untuk mencari jalan keluar dan memecahkan maslah. Perencanaan sosial mula pertama digunakan dinegara-negara maju seperti di Eropa Barat dan Amerika utara. Menurut pengertian yang diberikan oleh PBB, perencanaan sosial meliputi;
- Perencana sosial sebagai perencana sector-sektor sosial, seperti sector kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, perumahan, kependudukan, dan keluarga berencana.
- Perencanaan sosial sebagai perencanaan lintas seltoral. Pengertian ini lebih menyeluruh dalam arti perencanaan yang lebih dari sekedar perencanaan ekonomi saja.
- Perencanaan sosial sebagai perencana pada aspek-aspek sosial dari perencanaan ekonomi. Dalam pengertian ini, perencanaan sosial memiliki dua dimensi. Pertama, perencanaan sosial dipandang sebagai perencanaan input sosial sebagai perencanaan ekonomi. Kedua, untuk menghindari atau mencegah berbagai akibat sosial yang tidak diharapkan dari adanya pembangunan ekonomi, sperti keretakan keluarga, kenakalan remaja, polusi, pelacuran, dan sebagainya.
Dengan dikian, perencanaan program pelayanan sosial pada dasarnaya menunjuk pada kegiatan-kegiatan pelayanann kesejahteraan sosial yang umumnya mencakup; bimingan keluarga, pendidikan orangtua, perawatan sehari-hari, kesejahteraan anak, perawatan manusia lanjut usia, rehabilitasi penyandang cacat dan narapidana, pelayanan bagi pengungsi, kegiatan kelompok remaja, pelayanan kesehatan, kegiatan persekolahan, dan perumahan (Marjuki dan Suharto, 1996).
2. MODEL PERENCANAAN
Prinsip-prinsip dalam perencanaan program sangat tergantung pada manunisi dan tujuan dari perencanaan sosial itu sendiri. Asumsi dan tujuan perencanaan sosial tidak ada yanbg seragam, melainkan tergantung pada model perencanaan yang dipillih. Oleh karena itu untuk memahami prinsip-prinsi dalam perencanaan sosial dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap model-model perencanaan sosial. Sedikitnya ada empat model perencanaan sosial yang memuat prinsip-prinsip perencanaan secara trersendiri (Gilbert dan Specht, 1997).
A. Model Rasional Komprehensif
Model perencanaan ini merupakan model yang poaling terkenal dan luas diterima oleh pembuat keputusan. Prinsip utama dalam model ini adalah bahwa perencanaan merupakan suau proses yang teratur dan logis sejak dari diagnosisi masalah hinga sampai pada pelaksanaan kegiatan atau penerapan program. Model ini sangat menekan pada aspek teknis metododlogis yang didasarkan atas fakta-fakta, teori dan nilai-nilai tertentu yang relevan. Dalam model ini masalah yang ditemukan harus didiagnosisi, ditentukan pemecahannya melalui perancangan program yang komprehensif, kemudian diuji efektivitasnya sehingga diperoleh cara pemecahan maslah dan pencapaian tujuan yan baik.
Namun demikian, beberapa ahli menunjukkan beberapa kelemahan yang melekat pada model ini (winarno, 2002):
- karena masalh yang disusulkan oleh model ini bersifat komprehensif, luas dan mencakup berbagai sector pembangunan, program yang diusulkan oleh para pembuat keputusan seringkali tidak mampu merespon masalah yang spesifik dan konkrit.
- Teori rasional yang komprehensif seringkali tidak realistis karena informasi mengenai masalah-masalah yang dikaji dan altenatif-alternatif yang di ajukan seringkali menghadapi hambatan, misalnya dalam waktu dan biaya.
- Para pembuat keputusan biasanya berhadapan dengan situasi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
Kekurangan yan ada pada mmodel raisonal komprehensif melahirkan model inkramental atau model penambahan (incremental) . pronsi utama model ini mensyaratkan bahwa perubahan-perubahan yang diharapkan perecanaan tidak bersifat radikal, melainkan hanya perubahan-perubahan kecil saja atau penambahan-penambahan pada aspek-aspek program yang sudah ada. Prinsip ini berbeda dengan model pertama yang menekankan perubahan-perubahan fundamental. Model ini menyaranakan bahwa perencanaan tidak perlu menentukan tujuan-tujuan dan kemudian menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapainya.
Yang diperlukan adalah menentiikan pilihan terhadap kebijakan A dan B yang sama-sama akan menghasilkan a, b, dan c dalam ukuran yang sma. Namun demikian A dapat menghasilkan d yang lebih besar daripada atau lebih banyak daripada B,. sedangkan B menghasilkan e yang lebih besar daripada A. maka untuk memilih kebijakan A dan B caranya adalah dengan membnadingkan perbedaan antara d dan e saja, serta menentukan yang mana yang harus dikorbankan.
C. Model Pengamatan Terpadu
Model pengamatan trpadu atau oenyelidikan campuran, dikembangkan oleh amitai etzioni melalui karyanya Mixced scaning; A thord approach to decusion making ynag dimuat dalam jurnal Administration Review, XXVII pada Desember 1967. Model ini merupakan jalan tengah dari model pertama dan kedua yang memadukan unsure-unsur yang terdapat pada kedua pendekaan diatas, yakni mengenai keputusan fundamental dan incremental. Keputusan yang fundamental dilakukan dengan menjajaki alernatif-alternatif utama dihubungkan dengan tujuan. Tetapi tidak seperrti pendekatan rasional, hal-hal yang detail dan spesifikasi diabaikan dengan pandangan yang menyeluruh dapat diperoleh. Sementara itu, keputusan-keputusan yang bersifat tambahan atau inkrimental dibuat didalam konteks yang ditentukan oleh keputusan-keputusan fundamental. Dengan demikian, masing-masing unsure dapat mengurangi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada unsure lainnya
D. Model Transaksi
Prinsip utama model ini menekankan bahwa perencanaan melibatkan proses interaksi dan komunikasi antara perencana dan para penerima pelayanan. Oleh karena itu, model ini menyarankan bahwa perencanaan harus dapat menutup jurang komunikasi antara perencana dan penerima pelayanan yang membutuhkan perencanaan program. Caranya dapat dilakukan dengan mengadakan transaksi yang bersifat pribadi, baik lisan maupun tulisan secara menerus diantara mereka yang terlibat
SOAL DAN JAWABAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL.
1. Berikut ini yang tidak termasuk prisip dasar dari konsep pemberdayaan komunitas adalah ...
A. Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
B. Dalam melaksanakan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
C. Usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam hal pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber-sumber lainnya
D. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro
E. Pemberdayaan komunitas tidak memrlukan break-event dalam setiap kegiatan yang dikelolanya.
2. Upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu komunitas sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat dikenal dengan istilah ....
A. Pemberdayaan kelompok
B. Pemberdayaan komunitas
C. Pemberdayaan organisasi
D. Pemberdayaan desa
E. Pemberdayaan keluarga
3. Tahapan yang memiliki penekanan pada faktor indentifikasi masalah dan sumber daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basis pemberdayaan serta pelaksanaan program disebut tahapan ....
A. Evaluasi
B. Terminasi
C. Implementasi
D. Egagemen
E. Assessment
4. Tahapan yang memiliki substansi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan dengan melibatkan warga merupakan tahapan ....
A. Sosialisasi
B. Evaluasi
C. Rekonsiderasi
D. Konsentrasi
E. Interaksi
5. Tahapan pelaksanaan program pemberdayaan komunitas yang benar adalah ....
A. Pengkajian, persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan terminasi
B. Persiapan, pelaksanaan, pengkajian, evaluasi, dan terminasi
C. Persiapan, evaluasi, pelaksanaan, pengkajian, dan terminasi
D. Persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan terminasi
E. Persiapan, pengkajian, evaluasi, pelaksanaan, dan terminasi
6. Tahapan dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas yang disebut sebagai tahap pemutus hubungan antara petugas dengan para masyarakat yang menjadi basis program pemberdayaan dikenal dengan istilah ....
A. Egosentris
B. Terminasi
C. Implementasi
D. Designing
E. Individualistis
7. Tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan komunitas yang merupakan prasyarat sukses atau tidaknya sebuah program pemberdayaan berlangsung disebut ....
A. Evaluasi
B. Terminasi
C. Implementasi
D. Engagement
E. Assessment
8. Tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan komunitas yang berisi tindakan aktualisasi bersinergi antara masyarakat dengan pelaku pemberdayaan disebut .....
A. Evaluasi
B. Terminasi
C. Implementasi
D. Designing
E. Assessment
9. Suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi ‘yang diduga akan terjadi di masa mendatang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan disebut ....
A. Simulasi
B. Organising
C. Evaluasi
D. Pemberdayaan
E. Perencanaan
10. Strategi pendekatan dalam pemberdayaan komunitas yang dapat kita gunakan antara lain ....
A. Pendekatan kesejahteraan, pembangunan, dan pemberdayaan
B. Pendekatan suku, agama, dan ideologi
C. Rasa senasib dan sepenanggungan
D. Pertumbuhan, pertumbuhan dari pemerataan, tata ekonomi ketergantungan, kebutuhan pokok dan kemandirian
E. Pendekatan etnis, sosial budaya dan hukum
11. Program pemberdayaan komunitas yang telah dirumuskan sebelum dilaksanakan, terlebih dahulu harus memperoleh ....
A. Pengesahan
B. Terminasi
C. Implementasi
D. Evaluasi
E. Persetujuan
12. Penyebab utama program pemberdayaan komunitas gagaldijalankan adalah ....
A. Implementasi perencanaan dilapangan sesuai prosedur
B. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan tersebut terlalu dilibatkan
C. Perencanaan tidak matang
D. Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat
E. Melibatkan tokoh masyarakat
13. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam program pemberdayaan masyarakat agar berjalan efektif adalah ....
A. Mengenal masyarakat yang bersangkutan lebih dalam lagi
B. Kecukupan modal dan tenaga
C. Berada dalam satu wilayah
D. Harus sejalan dengan kebijakan pemerintah atau pengusaha
E. Melakukan investigasi terlebih dahulu terhadap faktor-faktor yang menjadi akar permasalahan sosial
14. Beikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai kearifan lokal adalah ....
A. Kearifan lokal merupkan hasil kajian masyarakat
B. Kearifan lokal digunakan oleh masyarakat untuk bertahan hidup dan menyatu dalam sistem kepercayaan, norma dan budaya
C. Kearifan lokal merupakan modal sosial vital bagi perkembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat
D. Kearifan lokal menjelma dalam ucapan maupun praktis kehidupan
E. Kearifan lokal (lokal wisdom) merupakan pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas
15. Komunitas adalah ....
A. Dapat kita artikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama dan dapat diikat kesamaan kepentingan (common interes)
B. Adanya interaksi yang intensif diantara anggotanya
C. Proses, cara, perbuatan, membuat berdayayaitu kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak yang berupa akal, ikhtiar dan upaya
D. Hubungan sosial terkait dengan kesamaan tujuan adalah pemenuhan kebutuhan utama individu dan anggota pembentuk kelompok masyarakat
E. Kesatuan terkecil dari masyarakat
Penyajian materinya sangat bagus dengan dilengkapi pembahasan soal agar peserta didik dapat meningkatkan presetasi belajarnya
BalasHapustulisan tidak disertai dengan sumber, materi ini diambil dari buku membangun masyarakat memberdayaakan rakyat karya edi suharto
BalasHapus